Lipsus PMI Ilegal dari Sulut
Cerita Warga Sulut Gagal Merantau ke Kamboja, Kena PHK di Tengah Minimnya Lapangan Kerja
Cerita M, seorang warga di Sulut yang gagal merantau ke Kamboja. Ia mengaku kena PHK di tengah minimnya lapangan kerja.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Frandi Piring
TRIBUNMANADO.CO.ID - Minimnya lapangan kerja menjadi salah satu alasan masih banyaknya warga Sulawesi Utara (Sulut) yang nekat bekerja di Kamboja.
Meski sering mendengar kisah mengerikan dari para pekerja Sulut di Kamboja, M bersama 13 orang lainnya diamankan aparat Polsek Bandar udara Sam Ratulangi dan Polres Minahasa di Bandar Udara Sam Ratulangi, Kelurahan Lapangan, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Provinsi Sulut, Senin (8/9/2025).
Diduga mereka hendak pergi ke Kamboja dan Thailand via Jakarta untuk menjadi pekerja ilegal di sana dan diduga bakal menjadi korban TPPO.
Kepada Tribunmanado.co.id, M mengaku baru saja di PHK.
"Saya baru saja di PHK dari sebuah perusahaan ikan," kata warga Desa Poigar, Kabupaten Bolmong, Sulut ini.
Di tengah kegalauannya karena di PHK, ia dihubungi seorang teman.
Sang teman mengajaknya ke Kamboja.
Awalnya ia ragu. Namun sang teman membujuknya dengan berbagai cara.
"Salah satunya ia video call dengan menunjukan tempat kerjanya," katanya.
M akhirnya terpikat. Dirinya bersama sang pacar nekat berangkat ke Kamboja.
M mengaku modal nekat. "Saya tidak beritahu keluarga," kata dia.
Meski agak kesal, tapi ia dan kawan-kawannya berterima kasih pada aparat kepolisian yang memgamankan mereka.
Berkat pak polisi nyawa mereka terselamatkan. "Terima kasih pak polisi," katanya.
Dabu-dabu Roa Jadi Bekal
Yang unik, beberapa di antaranya membawa bekal (defoma) berupa dabu-dabu roa.
Makanan khas Manado ini dibungkus dalam stoples kecil.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Warga-Sulut-yang-jadi-korban-TPPO-hendak-dibawa-ghjfhgh880890.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.