Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Polemik Proyek Whoosh

Polemik Utang Whoosh, Presiden Prabowo: Jangan Hitung Untung Rugi, Tapi Bermanfaat Gak untuk Rakyat

Presiden Prabowo Subianto menanggapi soal utang whoosh yang terus menjadi perdebatan karena nilainya fantastis, sebut tak usah ribut-ribut.

Editor: Glendi Manengal
TribunJabar/Gani Kurniawan
KERETA CEPAT - Foto diambil (27/12/2023), kereta cepat Whoosh tengah menjadi sorotan terkait nominal utang yang fantastis. Presiden Prabowo sebut jangan hitung untung ruginya tapi hitung manfaat untuk rakyat. 

Namun, pada 2015, Jokowi mendadak memilih China sebagai mitra untuk membangun Whoosh.

Alasannya, China menawarkan skema Business-to-Business (B2B) tanpa jaminan APBN, berbagi teknologi lebih luas, dan pinjaman sebesar 5 miliar dollar AS tanpa syarat ketat seperti Jepang, meski bunganya lebih tinggi, yakni 2 hingga 3,4 persen.

Selain menyebabkan Jepang marah, keputusan Jokowi beralih ke China ini dinilai kontroversial.

Ignasius Jonan yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan RI menyatakan penolakan karena menganggapnya tidak menguntungkan, tapi akhirnya dipecat.

Sementara itu, dikutip dari Wartakotalive.com, Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM RI (Menkopolhukam) Mahfud MD sudah mengungkap bahwa anggaran proyek Whoosh diduga kuat dimark-up beberapa kali lipat, berdasarkan informasi terpercaya yang didapatnya

Artikel telah tayang di Kompas

-

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca berita lainnya di: Google News

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

Sumber: Kompas.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved