Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Perdebatan Jumlah Korban Jiwa Tragedi Kemanusiaan Pasca-G30S 1965

Setelah Gerakan 30 September (G30S) pada tahun 1965, Republik Indonesia menyaksikan lembaran paling kelam dalam sejarahnya.

|
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
META AI
ILUSTRASI - Ilustrasi tahanan politik era tahun 1960an. Gambar diakses dari Meta AI pada Senin (29/9/2025). 

Setelah empat bulan penyelidikan, FFC mencatat 80.000 jiwa sebagai jumlah korban tewas.

Namun, Dalam buku G30S Fakta Atau Rekayasa, Wartawan Senior Kompas, Julius Pour menyebut angka ini diragukan kebenarannya bahkan oleh Presiden Soekarno sendiri.

Keraguan terhadap angka FFC menguat ketika Mayor Jenderal Achmadi, yang saat itu menjabat Menteri Penerangan, mengakui bahwa jumlah korban tewas di empat daerah pengamatan (Jateng, Jatim, Bali, dan Sumatera Utara) "mungkin sepuluh kali lipat dari taksiran FFC," yang berarti sekitar 800.000 jiwa.

Angka yang jauh lebih besar pernah dikemukakan oleh Kolonel (Inf) Sarwo Edhie Wibowo, Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang memimpin pasukan di lapangan saat peristiwa itu terjadi.

Sarwo Edhie menaksir jumlah korban tewas tidak kurang dari 3.000.000 (tiga juta) orang.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

SUMBER: 

Kompas.com dengan judul "YPKP 65 Temukan Total 346 Lokasi Kuburan Massal Korban Tragedi 1965"

- G30S Fakta Atau Rekayasa, Julius Pour.

Baca juga: Soe Hok Gie tentang Tahanan Politik Setelah G30S: Kita Tak Lebih Baik dari Pemerintah Hindia Belanda

 

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved