Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Harga Kopra

Harga Kopra di Manado Naik Tipis Senin 17 November 2025, Segini Per Kilogram

Per hari ini Senin (17/11/2025) harga kopra naik jadi Rp 19.300 ribu per kilogram.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Alpen Martinus
Tribun Manado/Ferdi Guhuhuku
KOPRA - Gudang kopra di Kelurahan Calaca, Kecamatan Wanang, Kota Manado, Sulut. Harga kopra di Manado kini naik tipis, Senin 17 November 2025 
Ringkasan Berita:1.Per hari ini Senin (17/11/2025) harga kopra naik jadi Rp 19.300 ribu per kilogram.
 
2.Berdasarkan informasi yang dirangkum Tribunmanado.com, harga kopra sebelumnya ada diangka Rp 19.250 ribu per kilogram.
 
3.Menurutnya, per hari petani menjual kopra dari berbagai daerah di Sulut bisa capai belasan karung.

TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO- Kabar gembira untuk para petani kelapa dan kopra di Sulawesi Utara.

Meski hanya sedikit, namun harga kopra sudah kembali naik.

Ini pertanda baik bagi harga kopra di Sulawesi Utara.

Baca juga: Harga Kopra di Manado Terus Naik, Pembeli Harap Petani Datang Menjual Secepatnya

Tentun para petani berharap agar harga kopra terus beranjak naik.

Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan.

Kopra merupakan salah satu produk turunan kelapa yang sangat penting, karena merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya.

Untuk membuat kopra yang baik diperlukan kelapa yang telah berumur sekitar 300 hari dan memiliki berat sekitar 3–4 kg.

Setelah kopra selesai diekstrak minyaknya, yang tersisa adalah produk samping yang mengandung protein tinggi (18-25 persen) tetapi memiliki serat yang sangat tinggi sehingga tidak bisa dimakan oleh manusia.

Produk samping ini umumnya diberikan pada hewan ternak sebagai pakan.

Per hari ini Senin (17/11/2025) harga kopra naik jadi Rp 19.300 ribu per kilogram.

Meskipun kenaikan tidak terlalu signifikan, tetapi hal ini membuat petani senang.

Berdasarkan informasi yang dirangkum Tribunmanado.com, harga kopra sebelumnya ada diangka Rp 19.250 ribu per kilogram.

Ida pemilik Gudang Kopra di Kelurahan Calaca, Kecamatan Wanang, Manado mengatakan penjualan kopra terus meningkat.

"Penjualan terus naik beberapa Minggu ini," ujar Ida. 

Menurutnya, per hari petani menjual kopra dari berbagai daerah di Sulut bisa capai belasan karung.

Penjualan paling banyak di dari Manado Kepulauan seperti pulau Matehage, pulau Gangga dan lainnya.

"Karena masuk bulan Desember sehingga penjualannya terus naik," ungkapanya.

Ia menjelaskan, tidak menutup kemungkinan harga kopra akan turun tergantung dari permintaan pasar.

"Jadi kalau sudah ada kopra secepatnya dijual takutnya harga turun," pungkasnya.

Penyebab Harga Bahan Pertanian Berubah

Harga bahan pertanian berubah karena beberapa faktor, termasuk faktor alam (iklim dan cuaca ekstrem), faktor produksi (biaya input seperti pupuk dan tenaga kerja), faktor pasar (penawaran dan permintaan), faktor distribusi (masalah logistik dan transportasi), serta faktor kebijakan (pajak dan pembatasan impor/ekspor) dan kondisi internasional (seperti perang dagang dan kurs mata uang).  

Berikut adalah rinciannya:

Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem: 

Cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, atau kemarau panjang dapat merusak hasil pertanian, menurunkan pasokan, dan menyebabkan lonjakan harga.  

Biaya Produksi: 

Kenaikan harga input produksi seperti pupuk, bibit, obat-obatan, dan biaya tenaga kerja akan meningkatkan biaya produksi, yang kemudian mendorong petani untuk menaikkan harga jual produk mereka agar tidak mengalami kerugian.  

Penawaran dan Permintaan: 

Jika permintaan terhadap suatu komoditas pertanian meningkat sementara pasokannya terbatas, harga bahan pokok tersebut akan ikut naik. Sebaliknya, produksi yang melimpah dapat menurunkan harga.  

Masalah Distribusi dan Logistik: 

Rantai pasok yang panjang, infrastruktur distribusi yang buruk, dan kendala transportasi dapat menyebabkan penundaan, meningkatkan biaya, dan pada akhirnya menaikkan harga di tingkat konsumen.  

Kebijakan Pemerintah: 

Kebijakan pemerintah, seperti pembatasan impor atau penerapan tarif, dapat memengaruhi ketersediaan dan harga komoditas pertanian.  

Kondisi Internasional: 

Gejolak geopolitik, ketidakstabilan nilai tukar mata uang, dan perang dagang internasional dapat menyebabkan gangguan pada rantai pasokan global dan memengaruhi harga pangan.  

Kualitas dan Karakteristik Produk: 

Produk pertanian yang mudah rusak, seperti beberapa jenis sayuran dan buah-buahan, memiliki karakteristik harga yang lebih fluktuatif dan bisa berbeda di berbagai daerah karena biaya penyimpanan dan transportasi. 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved