Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembunuhan Polisi di Sultra

Akhirnya Terungkap Awal Mula Oknum ASN di Sultra Bunuh Bripka LAS Keponakanya, Kecewa Pada Istri

J mengaku dirinya kesal lantaran sang istri berinisial H tidak mengabarinya terkait Bripka LAS yang akan tidur (menginap) di rumah. 

Editor: Alpen Martinus
vai Tribun Makassar
KORBAN: Ilustrasi jenazah. Terungkap awal mula seorang ASN di Sultra bunuh seorang polisi keponakanya sendiri 
Ringkasan Berita:1.J mengaku dirinya kesal lantaran sang istri berinisial H tidak mengabarinya terkait Bripka LAS yang akan tidur (menginap) di rumah. 
 
2.Bripka LAS adalah keponakan langsung dari H, istri J. Dia mengaku tak memiliki masalah dengan Bripka LAS
 
3.J nampak pasrah, setelah sempat melakukan negosiasi dengan pihak kepolisian. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus penikaman terhadap seorang anggota polisi di Sulawesi Tenggara terkuak sudah.

Lokasi kejadian di Lorong Merak, Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wua-Wua, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (15/11/2025) dini hari. 

Korban bernama Bripka LAS, sedangkan pelakunya adalah pamannya sendiri berinisial J (43).

Baca juga: Dipukul dengan Kursi Besi, Siswa SMP Korban Perundungan Meninggal, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Pengakuan J Tikam <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/bripka-las' title='Bripka LAS'>Bripka LAS</a> hingga Tewas: Kesal Istri Tak Kabari Keponakannya itu Menginap di Rumah
POLISI TEWAS DITIKAM - Resmob Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) di lokasi anggota polisi berpangkat Brigadir Polisi Kepala (Bripka) inisial LAS (37) ditemukan meninggal dunia usai ditikam oleh suami tantenya sendiri di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). LAS ditemukan tak bernyawa dengan luka tusuk dan sabetan hingga berlumuran darah di rumah tantenya, juga rumah pelaku inisial J, di Jalan Budi Utomo Lorong Merak Kelurahan Mataiwoi Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari pada Sabtu (15/11/2025) dini hari sekira pukul 01.30 WITA. (Istimewa via Tribun Sultra)

Brigadir Polisi Kepala adalah Bintara tingkat empat di Kepolisian Republik Indonesia.

Sebelum tahun 2001, pangkat ini disebut Sersan Mayor atau Serma, sama dengan pangkat di militer.

Tanda kepangkatan yang dipakai adalah empat buah segitiga bersusun dan berwarna perak.

Sering digunakan penyebutan BRIPKA untuk pangkat ini.

Pelaku pun sudah ditangkap dan membuat pengakuan mengejutkan soal pembunuhan tersebut.

Persoalannya cukup sepele, dan hanya soal masalah komunikasi saja.

J mengaku dirinya kesal lantaran sang istri berinisial H tidak mengabarinya terkait Bripka LAS yang akan tidur (menginap) di rumah. 

"Saya itu dengan istri saya saling menyayangi. Tapi itulah, di saat saya melaksanakan piket. Kamu hargai saya lah. Ada keluarga mau datang," kata J dikutip TribunnewsSultra.com dalam rekaman yang didokumentasikan pihak kepolisian, Sabtu (15/11/2025).

Bripka LAS adalah keponakan langsung dari H, istri J. Dia mengaku tak memiliki masalah dengan Bripka LAS

Hanya saja dia kecewa lantaran tak diberitahukan sang istri akan kedatangan keponakannya itu.

Diketahui LAS datang ke Kota Kendari dan menginap di rumah J. 

LAS memiliki agenda penting di Kendari karena mengantar atlet paralayang. 

Peristiwa bermula saat J cekcok dengan istrinya. 

LAS yang sudah tertidur pun terbangun dan mencoba melerai pertengkaran. 

Sayangnya, ia menjadi korban keganasan dari pamannya. 

Saat polisi mendatangi pelaku, tubuh LAS sudah terbujur di ruang tengah rumah J. 

Polisi pun langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. 

Bahkan sempat meminta izin pada J sebelum memulai olah TKP. 

J nampak pasrah, setelah sempat melakukan negosiasi dengan pihak kepolisian. 

J Masih Pakai Pakaian Dalam

J masih mengenakan celana dalam atau kolor saat sejumlah polisi sudah berada di lokasi kejadian, Sabtu (15/11/2025). 

Ia sempat keluar dan berdiri di teras rumah.

Momen penangkapan tersebut terekam kamera awak media. 

Terlihat sejumlah petugas kepolisian dan beberapa orang berpakaian biasa, sudah berada di depan rumah bercat warna kuning. 

Sementara, J pelaku penikaman keluar hanya dengan memakai kolor saja. 

Ada seorang pria berkaos putih meminta pelaku untuk masuk dan mengenakan celana. 

"Pakai celana dulu," kata pria tersebut dikutip dari rekaman video. 

Lantas, si pelaku berinisial J ini masuk kembali. 

Terlihat jelas dalam rekaman, jejak kaki pelaku dipenuhi darah. 

Pria berkaos putih pun mencoba bernegosiasi agar pelaku segera keluar kembali. 

Ia turut mempertanyakan parang yang diduga digunakan untuk menikam korban. 

"Mana parangnya?," tutur sang pria.

"Kita cerita dulu baik-baik," ujarnya. 

Pelaku pun keluar dengan seragam dinasnya dan mengenakan kaos kaki. 

Sampai akhirnya ia diajak berkompromi terlebih dahulu. 

Sementara bernegosiasi dan menceritakan peristiwa yang terjadi di dalam rumahnya. 

Perlahan polisi pun masuk ke rumah yang menjadi saksi bisu tewasnya Bripka LAS

Jasad LAS terbaring tak berdaya dengan lumuran darah yang sudah merembes ke lantai rumah.

Insiden penikaman ini, membuat gempar masyarakat Kota Kendari. 

Kronologis Kejadian

Peristiwa berdarah itu terjadi di Lorong Merak, Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wua-Wua, Kendari, ibu kota Provinsi Sultra.

Dari keterangan HA, istri pelaku kepada kepolisian, saat kejadian dia sedang beristirahat dengan anaknya FI  di rumah tersebut, Sabtu sekitar pukul 00.00 dinihari.

Suaminya J, ASN salah satu institusi pulang selepas dari piket jaga di markasnya.

J yang saat itu di bawah pengaruh minuman beralkohol terlibat cekcok dengan HA dan anaknya FI di dalam rumah.

J sempat ingin menikam anak dan istrinya HA.

Bripka LAS, keponakan HA, yang juga berada di dalam rumah tersebut mendengar keributan itu.

Korban sempat melerai pertengkaran tante dan pamannya.

Dia lalu meminta HA dan FI keluar dari rumah untuk mengamankan diri.

J malah berbalik menyerang Bripka LAS dengan menggunakan badik hingga korban tewas.

HA dan FI kemudian lari keluar rumah untuk meminta pertolongan warga.

Profil Bripka Abdul Salman

Bripka Abdul Salman lahir di Jayapura, 8 Desember 1988.

Selain seorang anggota Polres Tolikara, Sulawesi Tenggara, Bripka Abdul Salman juga seorang pelatih paralayang.

Paralayang adalah olahraga terbang bebas menggunakan kain parasut khusus (paraglider) yang diluncurkan dari ketinggian seperti bukit, gunung, atau tebing, dengan memanfaatkan angin dan arus udara untuk tetap terbang di udara.

Kanit Resmob Subdit III Jatanras Dit Reskrimum Polda Sultra, AKP Gayuh Pambudhi Utomo mengatakan Bripka LAS datang ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dalam rangka bertugas sebagai pelatih paralayang.

Dia membawa para atlet bertanding di daerah ini.

"Korban ini merupakan pelatih atlet paralayang dan kedatangannya mengawal anak didiknya untuk bertanding," katanya.

Selama berada di Kendari, Bripka LAS menginap di rumah paman dan tantenya, pasangan J dan HA.

"Korban memiliki keluarga besar di Muna, namun lahir di Jayapura, saat ini bertugas di Polres Tolikara dengan pangkat Bripka," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved