Purbaya Yudhi Sadewa
Akhirnya Terungkap Penyebab Utama Demo di Indonesia, Dibeber Purbaya Sadewa Bikin Prabowo Resah
Menkeu Purbaya yang memiliki pengetahuan soal ekonomi lantas memaparkan pada Prabowo tentang penyebab demo bisa terjadi.
Ringkasan Berita:1.Menurutnya, Presiden Prabowo memberikan perhatian lebih terhadap peristiwa demo besar yang sempat terjadi.2.Menkeu Purbaya yang memiliki pengetahuan soal ekonomi lantas memaparkan pada Prabowo tentang penyebab demo bisa terjadi.3.Mendengar paparan dari Menkeu Purbaya, Prabowo merasa rasa kecurigaannya selama ini ternyata benar.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Beberapa bulan lalu, Indonesia sempat diguncang aksi demo besar-besaran dari warga.
Demo terjadi di beberapa wilayah dengan bermacam tuntutan.
Bahkan sempat terjadi beberapa aksi penjarahan, hingga ke rumah anggot DPR RI.
Baca juga: Solusi Menkeu Purbaya Sadewa untuk Pedagang Pakaian Bekas, Kerap Dikritik Via Medsos
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi membongkar beberapa penyebabnya.
Namun paling utama adalah masalah ekonomi.
Purbaya Yudhi Sadewa adalah seorang Ekonom dan Insinyur Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia sejak 8 September 2025 di bawah Presiden Prabowo Subianto.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan dari 2020–2025.
Fakta itu diungkap Menkeu Purbaya dalam wawancaranya bersama CNN Indonesia yang videonya tayang di TikTok @cnnindonesia pada Senin (3/11/2025).
Menkeu Purbaya hadir sebagai bintang tamu di Economic Spesial Hari Keuangan with Desi Anwar dan membicarakan sejumlah topik terkait kebijakan serta pandangannya sebagai Menkeu.
Dalam sebuah kesempatan, Menkeu Purbaya juga membongkar temuan terkait dengan demo besar yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia pada Agustus lalu.
Di awal keterangannya, Menkeu Purbaya sempat ragu apakah informasi yang ingin ia sampaikan itu boleh dibuka atau tidak.
"Saya nggak tahu boleh buka ini apa nggak," ucapnya.
Namun sang menteri ternyata tetap melanjutkan pernyataannya.
Temuan Prabowo
Menkeu Purbaya bercerita jika saat demo besar itu terjadi, Presiden Prabowo merasa resah.
Menurutnya demo tersebut adalah 'the last warning call' alias peringatan terakhir untuk pemerintah soal kondisi gawat di dalam negara.
"Dia resah (Presiden Prabowo), pada waktu demo besar-besaran dia resah.
Demo itu bukan wake up call tapi warning call, hampir the last warning call. Jadi hampir," lanjut Menkeu Purbaya.
Menurutnya, Presiden Prabowo memberikan perhatian lebih terhadap peristiwa demo besar yang sempat terjadi.
Prabowo juga langsung mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Jadi dia concern apa yang terjadi pada waktu itu."
Menkeu Purbaya yang memiliki pengetahuan soal ekonomi lantas memaparkan pada Prabowo tentang penyebab demo bisa terjadi.
Menurut pandangannya, kejadian tersebut berasal dari masalah ekonomi.
"Pada waktu itu saya ceritakan. Ini pak, asalnya dari ekonomi, karena kebijakannya ini."
Mendengar paparan dari Menkeu Purbaya, Prabowo merasa rasa kecurigaannya selama ini ternyata benar.
"Pak presiden itu orang pinter.
Katanya saya sudah curiga, ada yang mengganggu saya.
Kebijakan kali ya, atau kebijakan yang salah saya nggak tahu.
Tapi saya baru tahu, dari sini ternyata. Jadi ke depan kita betulin," cerita Menkeu Purbaya.
Dengan kejadian ini, Menkeu Purbaya menegaskan bahwa kebijakan-kebijakan yang ia ambil selama menjabat sebagai menteri sepenuhnya adalah perintah presiden.
"Jadi keputusan presiden bukan keputusan saya. Jadi saya hanya menjalankan perintah presiden dengan ilmu yang saya punya," ungkapnya.
Menkeu Purbaya bercerita pada saat itu, Presiden Prabowo sebenarnya sudah merasakan adanya tekanan, namun belum tahu betul dari mana asalnya.
"Dia tahu tekanan tapi baru aware dari mana asalnya pada waktu itu."
Desi Anwar kemudian menanyakan secara lebih detail apakah 'gangguan' yang dimaksud oleh Prabowo.
Menurut Menkeu Purbaya, gangguan yang dimaksud adalah kebijakan ekonomi yang tidak pas yang terjadi di era sebelumnya.
Ia juga menyebutkan belanja pemerintah yang lambat menjadi faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi.
Pendapatnya itu ia perkuat dengan data yang ia paparkan.
"Yang menggangu kebijakan ekonomi yang nggak terlalu pas, belanja pemerintah yang lambat.
Kita lihat di triwulan pertama belanja pemerintah tahun ini minus 1,37 persen, triwulan kedua minus 0,33 persen.
Jadi pemerintah itu tidak memberi dorongan pertumbuhan ekonomi, malah justru ngerem.
Jadi itu mesti dibalikin," pungkasnya. (Tribunnewsmaker)
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Menteri-Keuangan-RI-Purbaya-Yudhi-Sadewa-ags.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.