Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Utang Kereta Cepat Whoosh

Proyek Whoosh Diduga Ada Penggelembungan Anggaran, Mahfud MD ke KPK: Panggil Anthony Budiawan

Utang kereta cepat Whoosh tengah menjadi perhatian publik dikarenakan nominalnya yang fantastis.

Editor: Glendi Manengal
Kolase Kompas/Tribun Jabar
PROYEK WHOOSH - Foto Mahfud MD (kiri) dan Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh diambil pada Senin pagi, (2/10/2023) (kanan). Mahfud MD tantang KPK selidiki proyek Whoosh diduga ada mark up anggaran hingga 3 kali lipat. 

Ringkasan Berita:
  • Utang kereta cepat Whoosh menjadi perhatian publik karena nominal fantastis
  • Kini muncul ada dugaan penggelembungan anggaran (mark up) pada proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh)
  • Mahfud MD menyebut KPK seharusnya bisa langsung menyelidiki tanpa menunggu laporan resmi terkait dugaan mark up pada proyek Whoosh

 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Utang kereta cepat Whoosh tengah menjadi perhatian publik dikarenakan nominalnya yang fantastis.

Seperti yang diketahui proyek Whoosh sendiri awalnya digagas sejak era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2011, dengan Jepang sebagai mitra utama melalui JICA (Japan International Cooperation Agency).

Jepang telah melakukan studi kelayakan hingga menggelontorkan biaya sebesar 3,5 juta dollar AS, dan menawarkan pinjaman bunga rendah 0,1 persen dengan tenor 40 tahun, memakai skema Government-to-Government (G2G) dan biaya estimasi 5 hingga 6,2 miliar dollar AS.  

Namun, pada 2015, Jokowi mendadak memilih China sebagai mitra untuk membangun Whoosh.

Alasannya, China menawarkan skema Business-to-Business (B2B) tanpa jaminan APBN, berbagi teknologi lebih luas, dan pinjaman sebesar 5 miliar dollar AS  tanpa syarat ketat seperti Jepang, meski bunganya lebih tinggi, yakni 2 hingga 3,4 persen.

Selain menyebabkan Jepang marah, keputusan Jokowi beralih ke China ini dinilai kontroversial.

Terkait hal tersebut kini muncul kasus dugaan ada penggelembungan anggaran (mark up) pada proyek Whoosh.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Setyo Budiyanto, buka suara soal pernyataan mantan Menkopolhukam Mahfud MD terkait dugaan penggelembungan anggaran (mark up) proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh).

Mahfud menyebut biaya pembangunan per kilometer di Indonesia mencapai 52 juta dolar AS, sementara di Cina hanya 17–18 juta dolar AS.

Namun, ia berharap Mahfud MD memiliki data pendukung yang bisa memperjelas dugaan tersebut.

“Sampai sekarang sih belum terinformasi ya, artinya dari internal,” kata Setyo dalam keterangannya, Sabtu (18/10/2025).

“Tapi kalau Pak Mahfud menyampaikan seperti itu, ya mudah-mudahan ada informasi, ada data dan dokumen yang bisa mendukung kejelasan dari yang disampaikan,” lanjutnya.

KPK Siap Telaah, Mahfud Diminta Serahkan Data

Setyo meyakini Mahfud MD memiliki data tersebut, namun menyerahkan sepenuhnya kepada Mahfud apakah akan menyerahkannya kepada KPK atau tidak.

Terkait apakah KPK akan proaktif menjemput bola, Setyo menyebut informasi itu akan ditelaah terlebih dahulu di tingkat kedeputian untuk menentukan langkah selanjutnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved