Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Makan Bergizi Gratis

Baru Pulang dari Luar Negeri, Begini Respon Presiden Prabowo soal Keracunan MBG

Program Makan Bergizi Gratis (yang dikenal dengan singkatan MBG) merupakan program makan siang gratis Indonesia

Editor: Glendi Manengal
Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden
KERACUNAN MBG: Presiden Prabowo Subianto merespons soal kasus keracunan MBG setibanya di Lanud Halim Perdanakusumah pada Sabtu (27/9/2025). Prabowo bakal panggil kepala BGN hingga pejabat untuk diskusi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Saat ini kasus keracunan pada Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menjadi perhatian.

Bahkan korban keracunan MBG sudah mencapai ribuan.

Hal ini menjadi perhatian publik, lantas bagaimana respon Presiden Prabowo terkait programnya yang kini muncul masalah.

Program Makan Bergizi Gratis (yang dikenal dengan singkatan MBG) merupakan program makan siang gratis Indonesia yang dicetuskan pada masa pemerintahan Prabowo Subianto.

Program ini dirancang dengan tujuan untuk membangun sumber daya unggul, menurunkan angka stunting (tengkes), menurunkan angka kemiskinan, dan menggerakkan ekonomi masyarakat.

Program ini juga merupakan rancangan pemerintah Prabowo Subianto dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045

Lantas rentetan kasus keracunan membuat Presiden Prabowo Subianto harus turun tangan segera setelah kembali dari kunjungan luar negeri.

Setibanya di Tanah Air usai lawatan ke empat negara selama tujuh hari, Prabowo menegaskan bakal segera memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.

Ia mengakui bahwa sebuah program sebesar MBG wajar menghadapi kendala di awal, tetapi menegaskan bahwa persoalan itu harus segera diselesaikan.

“Ini masalah (program) besar jadi pasti ada kekurangan di awal. Tapi, saya juga yakin bahwa kita akan selesaikan dengan baik ya,” kata Prabowo, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9/2025).

 

Prabowo menuturkan, selama berada di luar negeri pun ia tetap memantau perkembangan kasus keracunan.

Karena itu, ia berjanji akan segera menggelar rapat bersama Kepala BGN untuk mencari solusi.

“Saya baru dari luar negeri tujuh hari, saya monitor ada perkembangan itu. Habis ini, saya langsung akan panggil Kepala BGN dengan beberapa pejabat kita akan diskusikan ya,” ujar dia.

Presiden kembali mengingatkan tujuan utama program MBG, yakni memastikan anak-anak yang kerap kesulitan mendapatkan makanan bergizi bisa memperoleh asupan yang layak.

“Tujuan makan bergizi adalah untuk anak-anak kita yang sering sulit makan, mungkin kita-kita ini makan lumayan, mereka tuh makannya hanya nasi pakai garam, ini yang harus kita kasih,” kata Prabowo.

Didalami Polri

Seiring dengan itu, aparat penegak hukum juga bergerak.

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan, tengah melakukan pendalaman terkait kasus keracunan MBG yang mencuat di berbagai daerah.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, tim kepolisian telah turun langsung ke lokasi-lokasi kejadian untuk menelusuri penyebabnya.

“Polri saat ini sedang melakukan pendalaman, turun ke lapangan untuk melaksanakan pendalaman satu per satu,” ujar Listyo, di Mabes Polri, Jumat (26/9/2025).

Meski begitu, Kapolri belum merinci lebih jauh soal perkembangan penyelidikan.

Ia hanya memastikan, temuan resmi nantinya akan disampaikan ke publik.

“Tentunya secara resmi nanti akan kita informasikan,” tutur dia.

Korban terus bertambah

Di sisi lain, laporan dari lapangan menunjukkan jumlah korban terus meningkat.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat hingga Kamis (25/9/2025) siang, korban keracunan MBG di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas telah mencapai 1.333 orang.

Kasus pertama muncul dari klaster SPPG Cipari pada Senin (22/9/2025) hingga Selasa (23/9/2025) dengan 393 korban.

Sementara itu, 201 korban lainnya berasal dari klaster SPPG di Desa Neglasari, Citalem, dan Cijambu, Kecamatan Cipongkor.

BGN Beri Larangan Penggunaan Makanan Kemasan Pabrik

Badan Gizi Nasional (BGN) melarang penggunaan makanan kemasan pabrik atau ultra processed food (UPF) sebagai menu makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang menjelaskan, pelarangan ini untuk memastikan peserta MBG mendapatkan gizi yang tepat.

Selain itu, dia juga memastikan, kebijakan ini akan tetap membuka peluang besar bagi UMKM lokal untuk berkembang.

"Begitu larangan ini dilaksanakan, ratusan ribu UMKM pangan akan hidup. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk tidak hanya memberi gizi bagi anak bangsa, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).

Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN Tigor Pangaribuan merincikan, produk seperti biskuit, roti, sereal, sosis, nugget, dan panganan sejenis wajib mengutamakan produksi lokal atau dari UMKM.

 

Pengecualian hanya berlaku untuk susu di wilayah yang belum memiliki peternakan, dengan catatan tidak terbatas pada satu merek.

"Olahan daging (sosis, nugget, burger, dan lain-lain) mengutamakan produk lokal atau dari UMKM yang memiliki sertifikasi halal, SNI, terdaftar BPOM, serta masa edar maksimal satu minggu dari tanggal edar," jelasnya

Menurut Tigor, pelarangan penggunaan ultra processed food ini tidak hanya menjaga mutu gizi, tetapi juga memastikan manfaat ekonomi program MBG dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya pelaku UMKM di sektor pangan.

Hal ini sesuai dengan misi awal Presiden Prabowo Subianto mengadakan program MBG sebagai salah satu program prioritasnya, yaitu untuk menghidupkan UMKM lokal.

"Dengan kebijakan ini, kita bukan hanya bicara soal menu bergizi, tapi juga soal keberpihakan pada UMKM. MBG harus menjadi program yang menyehatkan sekaligus menyejahterakan," tuturnya.

Tigor bilang, pelarangan penggunaan ultra processed food ini merespons masukan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, pengamat, dan masyarakat luas mengenai penggunaan makanan ultra proses dalam menu program MBG.

Sebelumnya, dokter gizi masyarakat Tan Shot Yen menyoroti sejumlah menu MBG yang tidak tepat dan berpotensi menimbulkan masalah.

Dia mengaku sempat menerima laporan dari warganet yang mengaku anaknya mendapat roti, susu kotak, dan telur. Padahal, 80 persen etnik Melayu merupakan intoleran laktosa.

Karena itu, susu kotak dan produk UPF, seperti biskuit dan makanan kemasan, seharusnya tidak menjadi bagian menu MBG.

“Produk ultraproses dan termasuk aneka susu yang tinggi gula lalu ada rasa-rasa, dan susu bukan suatu kebutuhan,” kata Tan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/9/2025)

Menurutnya, susu sebagai salah satu protein hewani bisa digantikan dengan sumber pangan lainnya seperti telur, ikan, atau daging.

Kemudian, satu porsi menu MBG perlu menggunakan slogan Isi Piringku sebagai Pedoman Gizi Seimbang, bukan 4 Sehat 5 Sempurna yang sudah tak lagi berlaku sejak 2014.

Diketahui, menu 4 Sehat 5 Sempurna terdiri dari makanan pokok, lauk, sayur, buah, dan susu. Namun, dalam Isi Piringku, tidak lagi menyebutkan susu.

Pedoman Isi Piringku terdiri dari empat bahan pangan, yakni makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan, dan sayur-sayuran.

Selain itu, menu MBG juga bisa divariasikan sesuai kuliner khas daerah atau menu setempat. Tan merekomendasikan alokasi menu lokal sebanyak 80 persen MBG di seluruh wilayah.

Hal ini agar anak atau siswa terbiasa dengan makanan khas daerah sehingga tidak hanya mengenal makanan modern, seperti burger atau spageti.

"Jadi kalau misalnya di Lombok, bisa menggunakan nasi (makanan pokok) dengan ayam taliwang (lauk-pauk),” ujarnya.

Artikel telah tayang di Kompas

-

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca berita lainnya di: Google News

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved