Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Makan Bergizi Gratis

Baru Pulang dari Luar Negeri, Begini Respon Presiden Prabowo soal Keracunan MBG

Program Makan Bergizi Gratis (yang dikenal dengan singkatan MBG) merupakan program makan siang gratis Indonesia

Editor: Glendi Manengal
Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden
KERACUNAN MBG: Presiden Prabowo Subianto merespons soal kasus keracunan MBG setibanya di Lanud Halim Perdanakusumah pada Sabtu (27/9/2025). Prabowo bakal panggil kepala BGN hingga pejabat untuk diskusi. 

Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN Tigor Pangaribuan merincikan, produk seperti biskuit, roti, sereal, sosis, nugget, dan panganan sejenis wajib mengutamakan produksi lokal atau dari UMKM.

 

Pengecualian hanya berlaku untuk susu di wilayah yang belum memiliki peternakan, dengan catatan tidak terbatas pada satu merek.

"Olahan daging (sosis, nugget, burger, dan lain-lain) mengutamakan produk lokal atau dari UMKM yang memiliki sertifikasi halal, SNI, terdaftar BPOM, serta masa edar maksimal satu minggu dari tanggal edar," jelasnya

Menurut Tigor, pelarangan penggunaan ultra processed food ini tidak hanya menjaga mutu gizi, tetapi juga memastikan manfaat ekonomi program MBG dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya pelaku UMKM di sektor pangan.

Hal ini sesuai dengan misi awal Presiden Prabowo Subianto mengadakan program MBG sebagai salah satu program prioritasnya, yaitu untuk menghidupkan UMKM lokal.

"Dengan kebijakan ini, kita bukan hanya bicara soal menu bergizi, tapi juga soal keberpihakan pada UMKM. MBG harus menjadi program yang menyehatkan sekaligus menyejahterakan," tuturnya.

Tigor bilang, pelarangan penggunaan ultra processed food ini merespons masukan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, pengamat, dan masyarakat luas mengenai penggunaan makanan ultra proses dalam menu program MBG.

Sebelumnya, dokter gizi masyarakat Tan Shot Yen menyoroti sejumlah menu MBG yang tidak tepat dan berpotensi menimbulkan masalah.

Dia mengaku sempat menerima laporan dari warganet yang mengaku anaknya mendapat roti, susu kotak, dan telur. Padahal, 80 persen etnik Melayu merupakan intoleran laktosa.

Karena itu, susu kotak dan produk UPF, seperti biskuit dan makanan kemasan, seharusnya tidak menjadi bagian menu MBG.

“Produk ultraproses dan termasuk aneka susu yang tinggi gula lalu ada rasa-rasa, dan susu bukan suatu kebutuhan,” kata Tan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/9/2025)

Menurutnya, susu sebagai salah satu protein hewani bisa digantikan dengan sumber pangan lainnya seperti telur, ikan, atau daging.

Kemudian, satu porsi menu MBG perlu menggunakan slogan Isi Piringku sebagai Pedoman Gizi Seimbang, bukan 4 Sehat 5 Sempurna yang sudah tak lagi berlaku sejak 2014.

Diketahui, menu 4 Sehat 5 Sempurna terdiri dari makanan pokok, lauk, sayur, buah, dan susu. Namun, dalam Isi Piringku, tidak lagi menyebutkan susu.

Pedoman Isi Piringku terdiri dari empat bahan pangan, yakni makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan, dan sayur-sayuran.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved