Pembunuhan Kacab Bank
Ternyata 2 Orang Ini Otak Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN Ilham Pradipta, Motif Awalnya
Dalang utamanya: Dwi Hartono dan C alias Ken, otak jahat yang merancang penculikan sekaligus perampokan ala mafia keuangan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Akhirnya terungkap, ternyata ada dua otak kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Ilham Pradipta.
Dua otak kasus tersebut adalah Dwi Hartono dan C alias Ken.
Tujuan mereka adalah melakukan pembobolan rekening dromant.
Baca juga: Akhirnya Terungkap, Rp70 Miliar di Rekening Dormant Jadi Pemicu Tewasnya Kacab Bank Ilham Pradipta
Rekening dormant adalah rekening bank yang dinyatakan tidak aktif karena tidak ada transaksi debit maupun kredit (kecuali transaksi oleh bank seperti biaya administrasi, bunga, atau pajak) selama jangka waktu tertentu, biasanya 6 hingga 12 bulan tergantung kebijakan bank.
Jika rekening tidak diaktivasi kembali, maka transaksi keluar tidak dapat dilakukan dan saldo dapat tergerus oleh biaya.
Mereka yang bergerak untuk melibatan tersangka lain, memuluskan rencana mereka.
Misteri pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Ilham Pradipta, kini terungkap fakta baru.
Bukan sekadar aksi kriminal, nyawa Ilham direnggut karena menolak menjadi “pintu masuk” sindikat pembobol rekening dormant senilai Rp204 miliar.
Dalang utamanya: Dwi Hartono dan C alias Ken, otak jahat yang merancang penculikan sekaligus perampokan ala mafia keuangan.
DH dan C alias Ken pun resmi dijadikan tersangka dalam kasus pembobolan dana nasabah yang menargetkan rekening dormant senilai Rp204 miliar.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Helfi Assegaf mengurai peran dari DH dan C dalam kasus pembobolan rekening.
"C alias K, serta DH sebagai sindikat jaringan pembobolan dana nasabah yang menargetkan rekening dormant yang juga terlibat kasus penculikan terhadap kepala cabang BRI," ungkap Brigjen Pol Helfi Assegaf dalam konferensi pers hari ini, Kamis (25/9/2025).
Lebih lanjut, Helfi pun mengurai peran khusus dari dua tersangka yang juga terlibat dalam pembunuhan Ilham.
Pertama, DH yakni Dwi Hartono, ia ternyata punya peran penting dalam kasus pencucian uang.
Dwi Hartono yang dikenal sebagai pemilik bimbel itu berperan sebagai pihak yang bekerja sama dengan pelaku pembobol bank untuk melakukan pembukaan blokir rekening dan memindahkan dana yang terblokir.
Sedangkan C alias Ken, ia berperan sebagai mastermind alias yang jadi dalang pembobolan rekening.
Saat beraksi, C alias Ken mengaku dirinya adalah Satgas Perampasan Aset.
C alias Ken pura-pura menjadi petugas satgas yang menjalankan tugas negara secara rahasia.
Seluruh rencana pembobolan rekening itu dirancang C alias Ken dan tim sejak Juni 2025.
"Sejak awal bulan Juni 2025, jaringan sindikat pembobol bank yang mengaku sebagai Satgas Perampasan Aset melakukan pertemuan dengan kepala cabang pembantu salah satu Bank BNI yang ada di Jawa Barat untuk merencanakan pemindahan dana pada rekening dorman,” ujar Brigjen Pol Helfi Assegaf.
"Dengan modus operandi para pelaku merupakan sindikat pelaku pembobol bank yang menargetkan pemindahan dana yang ada di rekening dormant di luar jam operasional bank," sambungnya.
Peran DH dan C alias Ken dalam pembunuhan Ilham
Sementara itu, di kasus pembunuhan Ilham Pradipta, DH dan C merupakan dalang alias otak penculikan dan pembunuhan.
Ide pembunuhan terhadap Ilham itu muncul setelah C alias Ken bertemu dengan DH.
Mulanya, C alias Ken dan DH berbincang tentang rencana memindahkan uang di rekening dormant ke rekening lain namun dengan cara yang mudah.
Rekening dormant adalah rekening bank yang tidak aktif/tidak ada aktivitas transaksi dalam jangka waktu tertentu.
"Motif dari para pelaku melakukan perbuatannya yaitu para pelaku ataupun para tersangka berencana untuk melakukan pemindahan uang dari rekening Dormant ke rekening penampungan yang telah dipersiapkan," kata Kombes Pol Wira Satya Triputra dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Kompas TV.
C alias Ken dan DH mencari kepala cabang bank mana yang bersedia memindahkan rekening dormant tersebut.
Perencanaan tersebut sudah dibincangkan C dan DH sejak Juni 2025.
"Bulan Juni 2025 pelaku atas nama C alias K bertemu dengan pelaku DH di mana pada saat itu C alias K memiliki data rekening Dorman di beberapa bank. C memiliki rencana untuk memindahkan uang dari rekening Dormant tersebut ke rekening penampungan yang telah dipersiapkan. Sehingga dalam rencana ini C alias K sudah menyiapkan tim IT namun untuk melaksanakan hal tersebut memerlukan persetujuan dari kepala bank sehingga pelaku C mengajak DH untuk mencari kepala cabang yang bisa diajak bekerja sama dalam rangka pemindahan uang tersebut dari rekening Dorman ke rekening penampungan," pungkas Wira.
Sebulan kemudian, C dan DH kembali bertemu guna membahas hal yang sama.
Rupanya di momen tersebut, C dan DH mengaku sudah berusaha membujuk Kacab bank BUMN Ilham Pradipta untuk memindahkan rekening dormant ke rekening penampungan.
Namun niatan C itu ditolak mentah-mentah oleh Ilham.
Alhasil C dan DH pun merencanakan siasat jahat yakni melakukan tindak kekerasan hingga merampas nyawa Ilham.
"30 Juli 2025, C alias K bersama DH dan AAM melakukan pertemuan. Hal tersebut dikarenakan C alias K memiliki informasi mengenai rekening Dormant yang ada di rekening bank BRI. C menyampaikan karena upaya sebelumnya untuk mendekati kepala cabang tidak berhasil, maka pergeseran dana tersebut akan berhasil apabila dilakukan dengan dua opsi. Opsi pertama melakukan pemaksaan dengan kekerasan dan ancaman kekerasan setelah itu korban akan dilepaskan. Opsi kedua, melakukan pemaksaan dengan kekerasan dan atau ancaman kekerasan, apabila berhasil maka korban akan dihilangkan atau dibunuh," kata Kombes Pol Wira Satya Triputra.
"31 Juli 2025 C alias K bersama DW dan AAM kembali melakukan pertemuan untuk membahas apakah akan dilaksanakan opsi satu atau dua," sambungnya.
Selang beberapa hari kemudian, C dan DH akhirnya sepakat melakukan opsi kedua yakni melakukan ancaman dengan kekerasan kepada Ilham agar mau memindahkan rekening dormant tapi setelahnya Ilham akan dipulangkan lagi.
"12 Agustus 2025 C alias K bersama DH berkomunikasi melalui WhatsApp. Mereka memutuskan untuk memilih opsi satu yaitu melakukan pemaksaan dengan kekerasan atau ancaman setelah itu korban dilepaskan," ujar Kombes Pol Wira Satya Triputra.
Usai keputusan itu diambil oleh C alias Ken dan DH, mereka pun mulai melakukan perencanaan untuk menculik dan membunuh Ilham.
DH lah yang bertugas mencari eksekutor hingga merancang pembunuhan dibantu C alias Ken.
Hingga akhirnya Ilham diculik pada 20 Agustus 2025.
Ilham ditemukan tak bernyawa selang sehari kemudian yakni pada 21 Agustus 2025.
Dalam kasus pembunuhan terhadap Ilham tersebut, polisi menetapkan 15 tersangka, termasuk DH dan C alias Ken.
(TribunNewsmaker.com/TribunnewsBogor.com)
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Sosok Dwi Hartono Crazy Rich Terlibat Pembunuhan Kacab Bank dan Pembobolan Rekening Dormant Rp 204 M |
![]() |
---|
Akhirnya Terungkap Pemilik Rekening Dormant Dibobol Dwi Hartono Cs, Rp 204 M Dipindah dalam 17 Menit |
![]() |
---|
Akhirnya Terungkap, Rp70 Miliar di Rekening Dormant Jadi Pemicu Tewasnya Kacab Bank Ilham Pradipta |
![]() |
---|
Nasib 2 Oknum TNI Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank Ilham Pradipta, Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Terungkap Peran Serka N di Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank, Oknum TNI Itu Ikut Pukuli Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.