Kabar Israel
Mossad Bantah Perintah PM Israel Benjamin Netanyahu, Tolak Eksekusi Pemimpin Hamas di Qatar
Akibat penolakan tersebut, Israel akhirnya memilih opsi serangan udara pada Selasa (9/9/2025).
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Gryfid Talumedun
TRIBUNMANADO.CO.ID - Badan intelijen Israel, Mossad, dilaporkan menolak instruksi langsung dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melancarkan operasi pembunuhan terhadap para pemimpin Hamas di Doha, Qatar.
Mossad menilai aksi itu berisiko tinggi, bukan hanya dapat menggagalkan proses perundingan gencatan senjata sandera, tetapi juga berpotensi merusak hubungan strategis dengan Qatar yang selama ini menjadi mediator utama di Timur Tengah.
Akibat penolakan tersebut, Israel akhirnya memilih opsi serangan udara pada Selasa (9/9/2025).
Baca juga: Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka di Majelis Umum PBB, Ada Tetangga Indonesia
Namun, sumber keamanan Israel meyakini bahwa serangan itu gagal mencapai target utama, yakni menewaskan para petinggi Hamas yang dibidik.
Penolakan itu dilatarbelakangi kekhawatiran bahwa aksi tersebut bisa menggagalkan perundingan gencatan senjata sandera sekaligus merusak hubungan diplomatik dengan Qatar, yang saat ini berperan sebagai mediator kunci di kawasan Timur Tengah.
Laporan ini diungkapkan The Washington Post pada Jumat (12/9/2025).
Sebagai gantinya, Israel kemudian memilih menempuh jalur serangan udara pada Selasa (9/9/2025).
Namun, sejumlah pejabat keamanan Israel meyakini serangan tersebut tidak berhasil menewaskan petinggi Hamas yang menjadi target utama.
Keyakinan itu diperkuat setelah Hamas pada Jumat (12/9/2025) mengumumkan bahwa Khalil Al Hayya, pemimpin Hamas berbasis di Qatar, menghadiri pemakaman putranya, Hammam, yang disebut "syahid".
Kehadiran Al Hayya sekaligus menepis rumor bahwa ia tewas dalam serangan itu.
Perdebatan di internal Israel
Laporan muncul mengenai adanya penentangan signifikan terhadap operasi tersebut, baik dari sisi pelaksanaan maupun waktunya yang bertepatan dengan perundingan penyanderaan.
Seorang pejabat senior yang mengetahui proses negosiasi mengatakan kepada Channel 12, sebagian besar lembaga pertahanan merekomendasikan agar serangan ditunda.
“Posisinya jelas, ada kesepakatan pengembalian sandera yang sudah di atas meja. Negosiasi harus diselesaikan. Semua orang memahami konsekuensi bagi para sandera, dan operasi seperti ini pada saat ini bisa membahayakan kemungkinan tersebut,” kata pejabat itu.
Channel 12 menyebut operasi itu ditentang oleh Kepala Staf IDF Eyal Zamir, Kepala Mossad David Barnea, dan Penasihat Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi.
Sebaliknya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Katz, penjabat kepala Shin Bet yang dikenal sebagai “Mem,” serta Menteri Urusan Strategis Ron Dermer mendukung pelaksanaan serangan.
Reaksi Dunia Usai Militan Hamas Palestina Serang Israel yang Tewaskan Ratusan Orang, Dikutuk Keras |
![]() |
---|
Israel Bombardir Gaza Palestina, Benjamin Netanyahu Janji Hancurkan Tempat Persembunyian Hamas |
![]() |
---|
Israel Lancarkan Serangan Udara ke Suriah, Rudal Hantam Kota Homs |
![]() |
---|
Israel Disebut Jalankan Misi Perang Agama, Serang Masjid Al-Aqsa saat Sholat Idul Fitri |
![]() |
---|
Israel Balas Serangan Suriah setelah Dihujani Roket, Jet Tempur Bombardir Pangkalan di Damaskus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.