Saksi Kata
Saksi Kata: Cerita Bayu Malonda Selamatkan Korban Jet Ski Terbalik di Teluk Manado
Awalnya hanya ingin melihat Sang Surya terbenam. Bayu malah ditakdirkan jadi saksi dua pemuda tenggelam.
Penulis: Ventrico Nonutu | Editor: Ventrico Nonutu
Bayu: Kebetulan pas ada nelayan yang lewat.
Nelayan itu dari arah manado Tua. Dia lewat ikut pinggiran karena saat itu ombak besar.
Saya panggil, minta tolong, bapak tersebut lempar tali.
Korban yang selamat tak kuat lagi untuk menarik tali, jadi saya bantu dorong ke arah perahu.
Kemudian bapak nelayan yang angkat.
Tribun Manado: Jadi itu yang membuat dia selamat?
Bayu: Iya.
Tribun Manado: Setelah satu korban selamat bisa dinaikkan ke perahu nelayan, Bayu berusaha untuk mencari korban lainnya. Bisa diceritakan selanjutnya seperti apa?
Bayu: Saya sempat mau cari lagi korban lainnya, tapi saat itu ombak besar dan arusnya kuat.
Dan bapak nelayan bilang ke saya untuk naik. Dia (nelayan) bilang ini akan membahayakan dirimu.
Saya kemudian naik ke jet ski, lalu ditarik oleh perahu nelayan menuju ke dermaga.
Tribun Manado: Saat itu sudah gelap atau bagaimana?
Bayu: Sudah gelap. Itu sudah sekitar pukul 6 (18.00).
Tribun Manado: Berarti kurang lebih 30 menit peristiwa itu?
Bayu: Iya.
Tribun Manado: Setelah itu, bayu balik lagi (ke tkp)?
Bayu: Iya, balik lagi dengan kapal yang biasa dipakai penumpang. Kembali melakukan pencarian hingga kira-kira pukul 11 (23.00).
Tribun Manado: Bapak yang nelayan itu bagaimana?
Bayu: Dia sudah pulang karena sudah malam. Dia juga tidak bawa senter.
Tribun Manado: Berarti dia datang ke dermaga untuk menurunkan korban selamat lalu pulang?
Bayu: Iya. Karena dia tidak bawa senter dan saat iru sudah gelap. Jadi langsung balik.
Tribun Manado: Saat lihat korban minta tolong, itu memang respons atau masih berpikir dulu?
Bayu: Itu respons. Pikiran saya mereka harus segera ditolong. Tangan mereka sudah bermain (bergerak beri isyarat), mereka juga teriak-teriak minta tolong.
Tribun Manado: Posisi jet ski bagaimana?
Bayu: Jet ski dekat dengan batu-batu (daratan).
Tribun Manado: Kami dapat informasi handphone bayu hilang. Bagaimana?
Bayu: Iya hilang.
Tribun Manado: Tidak sempat terpikir soal handphone?
Bayu: Iya tidak sempat. Karena handphone ada di saku.
Saya cuma buka baju (kaos) dan sendal, lalu langsung terjun bebas ke air.
Nanti sudah di dermaga baru saya sadar handphone sudah tidak ada.
Tribun Manado: Sewaktu menolong korban, bagaimana kondisi korban saat itu?
Bayu: Mereka sudah lemah.
Tribun Manado: Ada yang mereka sampaikan?
Bayu: Korban yang selamat, dia sudah lemah sekali. Dia memaksa untuk melawan arus.
Saya bilang ke dia "tidak usah mamaksa, diam saja disitu. Kalau kamu memaksa saya akan lebih sulit untuk membantu kalian bertiga."
Saat itu dia dengar apa yang saya bilang.
Tribun Manado: Bagaimana dengan 2 korban lainnya?
Bayu: Mereka tak ada suara lagi. Karena mereka saling tarik. Bergantian tarik-menarik hingga tenggelam bersamaan.
Tribun Manado: Berapa kali bayu berusaha mencari dua korban ini?
Bayu: Sekitar 3 kali saya masuk dalam air.
Terkakhir ada anggota tentara yang menyusul berenang dia tahan saya.
Dia bilang tidak usah memaksa karena kondisi kita saat itu tidak safety, jangan sampai bertambah korban.
Tribun Manado: Tentara itu pakai apa?
Bayu: Dia sedang joging saat itu.
Tribun Manado: Jadi berapa orang yang loncat berenang saat itu?
Bayu: Pertama cuma saya. Dia (tentara) kayaknya mau membantu tapi karena ombak besar, dia bilang ke saya untuk kembali, jangan memaksa.
Tribun Manado: Bagaimana kondisi laut saat itu sampe memang dua korban sulit diselamatkan?
Bayu: Saat itu ombak tinggi dan arus dibawah sangat kuat.
Tribun Manado: Tingginga kira-kira berapa meter?
Bayu: Tingginya mencapai 3 meter. Airnya juga keruh.
Tribun Manado: Bayu sudah berupaya maksimal untuk menyelamatkan korban. Ada rasa penyesalan?
Bayu: Ada. Sangat besar. Tadi malam saya cerita ke sahabat saya, kenapa saya sudah sangat dekat dengan kedua korban tapi saya tida bisa tarik mereka.
Tribun Manado: Sudah sempat menjangkau? Pegang?
Bayu: Tidak sempat pegang. Tapi saya cuma sempat mau tarik di baju korban, namun saya terangkat oleh ombak.
Jadi terpisah lagi. Saya diatas, mereka dibawah.
Dan saat saya turun, mereka berdua sudah tidak ada.
Saya sempat bilang ke teman, untuk antar saya ke psikiater.
Saya sakit hati, terbayang terus mereka berdua, mereka minta tolong dari awal.
Kasian, kalau saya sempat tarik salah satu dari mereka berdua, mungkin tidak begini akhir ceritanya.
(TribunManado.co.id/Ico)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
| Booth Nona’s Cake di Eclat Manado Tetap Buka Usai Diterpa Ombak dan Angin Kencang |
|
|---|
| Cerita Penjaga Booth di Eclat Saat Angin Kencang dan Ombak Terjang Megamas, Tutup Lebih Awal |
|
|---|
| Saksi Kata: Kisah Damkar Manado Bantu Evakuasi Korban Lakalantas Tunggal |
|
|---|
| Saksi Kata: Kesaksian AKP Hilman Muthalib Bongkar Gudang 3 Ton Miras di Sindulang Manado Sulut |
|
|---|
| Saksi Kata: Cerita di Balik Penangkapan Pelaku Pembunuhan di Bali yang Ditangkap di Sulawesi Utara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/SAKSI-KATA-Bayu-Malonda.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.