Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

APTIK

Manado Tuan Rumah Studi Aptik, Perguruan Tinggi Serukan Solidaritas dan Pelestarian Lingkungan

Selama tiga hari, peserta studi daro 26 Perguruan Tinggi Katolik melakukan evaluasi apa yang sudah dilakukan di bidang pembangunan pendidikan. 

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Alpen Martinus
Tribunmanado.co.id/Fernando Lumowa
APTIK: Pertemuan Studi Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (Aptik) Indonesia di Luwansa Manado, Sabtu (18/10/2025). Studi berlangsung Kamis hingga Sabtu, 16-18 Oktober 2025. 
Ringkasan Berita:1.Universitas Katolik De La Salle Manado menjadi tuan rumah bagi pertemuan pengurus yayasan dan pimpinan Perguruan Tinggi Katolik.
 
2.‎Selama tiga hari, peserta studi daro 26 Perguruan Tinggi Katolik melakukan evaluasi apa yang sudah dilakukan di bidang pembangunan pendidikan. 
 
3.Sekretaris Aptik, Drs Kasdin Sihotang mengungkapkan, Aptik membawa semangat perubahan dan sikap korektif pada apa yang keliru.

TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO - Kota Manado, Sulawesi Utara menjadi tuan rumah Hari Studi Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (Aptik). 

Universitas Katolik De La Salle Manado menjadi tuan rumah bagi pertemuan pengurus yayasan dan pimpinan Perguruan Tinggi Katolik, Kamis hingga Sabtu 16-18 Oktober 2025.

Ketua Aptik, Prof Dr BS Kusbiantoro mengungkapkan, tema studi tahun ini ialah Membangun Perguruan Tinggi Katolik yang Relevan dan Berdaya Saing dengan Renstra yang Baru. 

Baca juga: Guru Besar Unika De La Salle Manado: Kelangkaan Solar Ancam Stabilitas Ekonomi Sulut

Selama tiga hari, peserta studi daro 26 Perguruan Tinggi Katolik melakukan evaluasi apa yang sudah dilakukan di bidang pembangunan pendidikan. 

Kata Prof Kus, tantangan perguruan tinggi Katolik kian kompleks.

Tidak hanya sekadar menghasilkan insan berkualitas.

"Misi utama kita bagaimana lulusan bisa mengabdi kepada masyarakat. Terutama menjadi lulusan yang peduli, bersolidaritas kepada masyarakat kecil," ujar Kus usai penutupan di Luwansa Hotel Manado

Lebih dari itu, dalam studi di Manado, peserta berefleksi tentang kehidupan bangsa dan negara. Secara khusus tantangan terkait degradasi lingkungan yang semakin masif. 

"Kita harus terus mengingat bahwa lingkungan ini titipan anak cucu kita. Bagaimana kita bisa berkontribusi pada pelestarian lingkungan sebagaimana ajaran Laudato Si Paus Fransiskus," jelasnya. 

Secara khusus, Prof Kus bilang, Indonesia perlu memberi perhatian lebih kepada pengelolaan sumber daya alam dan pangan berbasis lokal. "Masyarakat Adat kita harus diberi perhatian," ujarnya. 

Sekretaris Aptik, Drs Kasdin Sihotang mengungkapkan, Aptik membawa semangat perubahan dan sikap korektif pada apa yang keliru.

"Rekomendasi Studi Aptik ini akan dirumuskan dan difinalisasi dalam Kongres Aptik," jelasnya. 

Pengawas Aptik, Dr Ir Paulus Wiryono Priyotamtama SJ menjelaskan, rumusan dalam studi di Manado dapat menjadi bagian dari rencana strategi pengembangan pendidikan Katolik di Indonesia lima tahun ke depan.

"Termasuk dalam hal kota merintis, memelihara berbagai macam kerja sama," ujarnya. 

Menjadi tuan rumah pelaksanaan Studi Aptik membawa rasa bangga bagi Unika Katolik De La Salle Manado.

"Syukur kepada Allah, kita boleh berbagi banyak hal. Termasuk memperkenalkan budaya dan keunikan lokal Sulawesi Utara kepada saudara-saudara dari daerah lain," kata Pastor Melky. 

Sementara, Rektor Universitas Katolik De La Salle Manado, Dr Gregorius Hertanto Dwi Wibowo, SS MTh, studi ini menjadi momen mereka untuk belajar tanpa henti mentransformasi manusia. 

"Belajar karya pendidikan dengan semangat gereja, semangat Katolik. Termasuk membawa nilai-nilai positif dari Sulawesi Utara," ujar Hartanto.(NDO) 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved