Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Manado Travel

Kisah Pijat Tradisional Bukit Kasih Minahasa, Sejak 1999, Daya Tarik Wisatawan Lokal dan Mancanegara

Di Bukit Kasih Kanonang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, terdapat kisah menarik dwarga yang puluhan tahun melestarikan tradisi pijat.

Tribun Manado/Eduard Joanly Tahulending
PIJAT TRADISIONAL - Dinca Paendeong (71) dan Mersri Lumintang (55), dua terapis pijat tradisional nampak sedang melayani klien mereka. Keduanya sudah bekerja sebagai terapis di tempat wisata Bukit Kasih Kanonang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara sejak puluhan tahun. Dimulai pada tahun 1999. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di balik sejuknya udara dan panorama indah tempat wisata Bukit Kasih Kanonang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, terdapat kisah menarik dua warga yang telah puluhan tahun melestarikan tradisi pijat tradisional. 

Tribun Manado menyambangi lokasi ini pada Selasa (12/10/2025).

Dari Tondano, Ibu Kota Kabupaten Minahasa lokasi Bukit Kanonang berjarak 29,5 kilometer atau setara 57 menit perjalanan darat menggunakan kendaraan. 

Sementara dari Manado Ibu Kota Provinsi Sulut, berjarak 49,4 kilometer atau setara 1 jam 41 menit waktu tempuh dengan kendaraan. 

Adalah Dinca Paendeong (71) dan Mersri Lumintang (55), dua terapis pijat tradisional yang telah bekerja sejak tempat wisata ini pertama kali dirintis pada tahun 1999.

Dengan tangan terampil dan ramuan alami, keduanya menawarkan layanan pijat kaki seharga Rp 40 ribu per orang.

Sementara untuk pijat seluruh badan seharga Rp60 ribu, lengkap dengan rendaman air panas alami khas Bukit Kasih.

“Air panas di sini bagus untuk melancarkan peredaran darah, jadi banyak pengunjung yang suka berendam sambil dipijat,” ujar Mersri.

Selain menjadi terapis, Mersri juga dikenal sebagai petani yang menanam kacang, rica, tomat, dan bawang di sekitar kawasan wisata.

Aktivitas ini menjadi sumber tambahan penghasilan bagi dirinya dan keluarga.

Menurut Dinca, pengunjung paling ramai datang saat tanggal merah atau akhir pekan.

Bahkan ada wisatawan dari Korea dan Tiongkok yang sengaja mencoba sensasi pijat air panas tradisional tersebut.

“Banyak tamu luar negeri bilang pijatan tradisional ini beda, lebih menenangkan,” tuturnya sambil tersenyum.

Meski sudah lanjut usia, keduanya tetap semangat melayani pengunjung dengan kehangatan dan keramahan khas masyarakat Minahasa

Tradisi pijat alami yang mereka jalankan menjadi bagian dari identitas Bukit Kasih dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang untuk berlibur sekaligus menikmati terapi alami.

“Selama masih kuat, kami akan terus melayani pengunjung yang datang. Ini bukan hanya pekerjaan, tapi bagian dari menjaga tradisi,” kata Dinca menutup perbincangan.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca juga: Riset Genetik Mengungkap: Orang Palestina dan Israel Berasal dari Satu Leluhur yang Sama


 

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved