Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Doa Islam

Naskah Khutbah Sholat Jumat 21 November 2025 Hari Ini, Temanya Meraih Tiga Utama Pintu Surga

Khutbah Jumat pada tanggal 21 November 2025 menghadirkan tema “Meraih Tiga Utama Pintu Surga”, yang dapat dijadikan referensi bagi para khotib

Editor: Indry Panigoro
Mahasiswa Magang Unima Arhy
SHOLAT - Ilustrasi umat Islam sedang mendengarkan khutbah sholat Jumat. Berikut adalah naskah Khutbah Jumat pada tanggal 21 November 2025 menghadirkan tema “Meraih Tiga Utama Pintu Surga”, yang dapat dijadikan referensi bagi para khotib. 

Sholat memiliki pengaruh kuat terhadap amal-amal seseorang di luar sholat. Jika sholatnya baik, maka baiklah seluruh amal lainnya. Artinya jika sholat dikerjakan dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum dan adab yang berlaku, tentulah sholatnya akan diterima oleh Allah SWT. Hal ini berpengaruh positif terhadap amal-amal seseorang di luar sholat.    

Jika sholatnya buruk, maka seluruh amal lainnya juga buruk. Artinya jika seseorang selalu berperilaku buruk dalam kehidupan sehari-harinya bisa jadi karena sholatnya memang buruk. Atau ia sudah menjalankan sholat tapi cara melaksanakannya tidak sesuai dengan syarat dan rukunnya serta adab sholat yang berlaku sehingga sholatnya tidak berpengaruh positif terhadap perilakunya. Adab-adab sholat antara lain adalah: tidak menunda-nunda, ikhlas, selalu ingat Allah dan penuh penghayatan atau khusyu’.    

Selain itu, sholat yang dilakukan dengan menjalankan rukun-rukun dan sunnahnya akan menjadi kunci sukses dalam menjawab enam pertayanyaan di alam kubur, yakni: Siapa tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu, apa kitab sucimu, di mana kiblatmu, dan siapa saudara-saudaramu. Mengapa demikian? Sebab keenam pertanyaan itu jawabannya terdapat dalam pelaksanaan sholat.    

Jawaban terhadap pertanyaan pertama terdapat dalam bacaan takbir (الله اكبر), jawaban kedua ada dalam perintah sholat bahwa sholat merupakan kewajiban dalam agama yang diridhai Allah (الاسلام), jawaban ketiga ada dalam bacaan shalawat ketika duduk (اللهم صل على محمد), jawaban keempat terkait dengan nama kitab yang memuat bacaan-bacaan surat dalam sholat (القران), jawaban kelima terkait dengan arah sholat (الكعبة), jawaban keenam terkait dengan para jamaah sholat terutama di masjid (المسلمون والمسلمات).   

Jamaah jumat rahimakumullah,

Ketiga, mencintai fakir miskin. Rasulullah SAW bersabda:  

وَمِفْتَاحُ اْلجَنَّةِ حُبُّ اْلمَسَاكِيْنِ وَاْلفُقَرَاءِ
Artinya: "Dan kunci surga adalah mencintai fakir-miskin". (Dari Ibnu Umar ra)

Mencintai fakir miskin merupakan kunci surga yang mewakili ibadah sosial dalam ranah akhlak. Al-Qur’an menyebut orang-orang yang tidak peduli terhadap anak yatim dan fakir-miskin sebagai para pendusta agama. Ayat-ayat itu berbunyi:

رَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (١) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (٢) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ    
Artinya: "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin". (QS. Al-Ma’un: 1-3)

Dalam surat lain, Allah melarang berbuat aniaya terhadap anak-anak yatim dan fakir miskin sebagai berikut:  

فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ (٩) وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ (١٠)    
Artinya: "Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya" (QS. Ad-Duha: 9-10). 

Mencintai fakir-miskin (termasuk anak-anak yatim) merupakan akhlak terpuji. Rasulullah SAW  melaksanakan hal ini secara nyata. Disebutkan dalam kitab Maulid Al-Barzanji, karya Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji, halaman 123, sebagai berikut: 

وَيُحِبُّ الفُقَرَاءَ وَالمَسَاكِيْنَ وَيَجْلِسُ مَعَهُمْ وَيَعُوْدُ مَرْضَاهُمْ وَيُشَيِّعُ جَنَائِزَهُمْ وَلَا يَحْقِرُ فَقِيْرًا    
Artinya: "Rasulullah mencintai fakir miskin, duduk bersama mereka, membesuk mereka yang sedang sakit, mengiring jenazah mereka, dan tidak pernah menghina orang fakir (miskin)".    

Jadi memang untuk dapat masuk surga seseorang tidak cukup hanya memiliki kesalihan personal dengan melaksanakan ibadah-ibadah personal seperti sholat, puasa dan haji, tetapi ia juga harus memiliki kesalihan sosial seperti mengeluarkan zakat dan sedekah kepada fakir-miskin. Ia juga harus memiliki akhlak yang baik terhadap mereka sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan di atas.   

Jamaah jumat hafidzakumullah,  

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved