Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Mazmur 46:1, Nyanyikan Pujian Kepada Tuhan

Itulah sebabnya dalam kitab Mazmur banyak ditulis tentang puji-pujian dari Bani Korah.

Editor: Alpen Martinus
Gramedia
RENUNGAN: Ilustrasi Alkitab 
Ringkasan Berita:1.Renungan harian Kristen kali ini berjudul Nyanyikan Pujian Kepada Tuhan.
 
2.Bacaan Alkitab diambil dalam Mazmur 46:1
 
3.Itulah sebabnya dalam kitab Mazmur banyak ditulis tentang puji-pujian dari Bani Korah. Termasuk dalam Mazmur 46.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Renungan harian Kristen kali ini berjudul Nyanyikan Pujian Kepada Tuhan.

Bacaan Alkitab diambil dalam Mazmur 46:1

Dalam Alkitab, ada 2 nama Korah. Korah yang pertama adalah anak Esau dari isterinya Oholibama, anak Zibeon, orang Hewi (Kanaan).

Baca juga: Renungan Harian Kristen Minggu 16 November 2025, Mazmur 46:1, Nyanyikan Pujian Kepada Tuhan

Sedangkan Korah yang kedua adalah keturunan Yakub, dari anaknya Lewi, Kehat dan cucunya Yizhar.

Korah adalah anak dari Yizhar orang Lewi.

Jadi, Korah adalah cicitnya Lewi yang turut dalam perjalanan di padang gurun ketika keluar dari perbudakan di Mesir.

Namun Korah bersama Datan dan Abiram serta 250 tua-tua Israel memberontak kepada Tuhan dengan menolak Musa dan Harun sebagai hamba-Nya.

Akhirnya, mereka dihukum Tuhan di mana ketika mereka berkumpul, tanah terbuka dan menelan mereka hidup-hidup sehingga membuat orang Israel ketakutan.

Tetapi dalam peristiwa itu, anak-anak Korah tidak sampai turut ditelan bumi.

Hanya Datan dan Abiram bersama-sama anak-anaknya masuk dalam tanah hidup-hidup bersama 250 tua-tua Israel pemberontak yang melawan hamba-Nya dan perintah Tuhan.

Sedangkan ketiga anak Korah yakni Asir, Elkana dan Abiasaf bersama keluarga yang lain, tidak dihukum Tuhan.

Mereka keturunan Lewi, sedangkan Datan dan Abiram adalah keturunan Ruben. Jadi Allah masih berbelas kasihan dan memberi kesempatan kepada keturunan Korah untuk melayani Dia, bersama orang Lewi lainnya.

Dalam 1 Tawarikh 9:19 disebutkan bahwa Korah bersama keluarga dan keturunannya sebenarnya bertugas sebagai penjaga-penjaga ambang pintu Kemah atau sebagai penjaga pintu masuk di Kemah Suci.

Mereka juga bertugas sebagai penyanyi atau paduan suara dalam peribadahan umat di bawah pimpinan para imam Harun dan anak-anaknya.

Itulah sebabnya dalam kitab Mazmur banyak ditulis tentang puji-pujian dari Bani Korah. Termasuk dalam Mazmur 46.

Disebutkan bahwa mazmur itu dari Bani Korah dengan lagu Alamot.

Sebagai nyanyian pujian kepada Tuhan. Artinya dinyanyikan dalam bentuk Alamot.

Alamot berasal dari bahasa Ibrani עֲלָמֹות secara harfiah berarti (suara) "perawan" yakni diasosiasikan sebagai "Nyanyian Soprano" atau suara perempuan dengan nada tinggi yang lebih kita kenal dengan sopran, dalam kekinian.

Jadi Alamot artinya jenis suara atau cara menyanyi dengan suara perempuan yang tinggi.

Namun, ada juga yang memberi asumsi bahwa maknanya berarti jenis alat musik gesek yang dimainkan dengan menggunakan nada tinggi.

Jadi, penjelasan alamot  di awal bacaan Mazmur 46 itu merujuk pada cara atau bentuk menyanyi yang dikehendaki yakni bernada tinggi dengan suara sopran.

Dengan demikian, Bani Korah atau siapapun yang akan membaca atau menyanyikan Mazmur 46 itu, harus dilakukan dengan menggunakan suara sopran.

Suara perempuan dengan nada tinggi.

Inilah keindahan, kemerduan dan kesyahduan puji-pujian dalam Mazmur ini.

Bahwa mereka tidak sembarangan menyanyi. Bahwa ternyata bukan hanya isinya yang diperhatikan.

Tapi cara menyanyi atau membacakannya diatur sehingga berlangsung khusyuk.

Ada penjiwaan atau ekspresi yang menyatukan hati dan jiwa yang sungguh menyentuh.

Ini adalah bentuk ekspresi kata hati yang terdalam yang disampaikan kepada Tuhan, sehingga nyanyian pujian itu menjadi lebih bernilai dan bermakna di hadapan Tuhan.

Karena yang menyanyikan, melakukannya dengan hati tulus, jiwa yng bersih pikiran yang fokus memuliakan Tuhan.

Sehingga lagu pujian atau peribadahan kepada Tuhan tidak terasa hambar dan tak bermakna, karena asal-asalan tanpa penjiwaan.

Hanya manis di mulut, tapi tidak menyentuh hati.

Jadi uraian pembuka atau keterangan awal sebagai penjelasan tentang bentuk dan model nyanyian pujian itu memiliki makna yang sangat penting, sehingga memberi bobot dan kualitas terhadap nyanyian dan peribadahan yang lebih baik dan hanya fokus untuk memuliakan dan mengagungkan nama Tuhan.

Begitu pentingnya menyiapkan diri sebelum menghadap Tuhan agar tidak terkesan asal-asalan.

Demikian firman Tuhan hari ini.

Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Dengan lagu: Alamot. Nyanyian. (ay 1)

Sahabat Kristus, kita diajarkan tentang hal beribadah, menghadap Tuhan dalam ketertiban, keserasian, keindahan, kesyahduan dengan hati yang tulus dan fokus kepada Tuhan.

Tidak asal jadi. Kita diajarkan untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan.

Termasuk ketika menghadap Dia, beribadah, menyembah, menyanyi memuji dan memuliakan Dia. Persiapkanlah terlebih dahulu dengan baik. Agar benar-benar menyenangkan hati Tuhan. Bukan sebaliknya.

Allah adalah Tuhan yang maha agung, Kudus dan suci.

Maka kita harus menyembah-Nya dalam kerendahan hati, ketulusan dan kemurnian hati. 

Senangkan dan muliakan Dia. Segala pujian dan hormat, hanya bagi Dia saja, kekal selamanya. Amin

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved