Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Obor Pemuda GMIM, Renungan 16 November 2025, Mazmur 46:1-12, Allah Tempat Perlindungan dan Kekuatan

Obor Pemuda GMIM, renungan Minggu 16 November 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Mazmur 46:1-12.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
OBOR PEMUDA GMIM - Renungan Minggu 16 November 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Mazmur 46:1-12. 

Pemazmur tidak menyebut Allah sebagai sumber kekuatan “kadang- kadang” atau “mungkin”, tetapi sebagai penolong yang “terbukti” (Ibr: nimsa me’od) telah terbukti dalam sejarah dan tidak pernah gagal. 

Iman yang sejati lahir bukan dari ketenangan tanpa masalah, melainkan dari pengalaman berjumpa dengan Allah yang setia di tengah krisis.

Pemazmur tidak menyebut Allah sebagai sumber kekuatan “kadang-kadang” atau “mungkin”, tetapi sebagai penolong yang “terbukti” (nimsa me’od) telah diuji dalam sejarah dan tidak pernah gagal.

Iman yang sejati lahir bukan dari ketenangan tanpa masalah, melainkan dari pengalaman berjumpa dengan Allah yang setia di tengah krisis. 

Itulah sebabnya, walaupun bumi bergoncang, gunung-gunung beranjak ke dalam laut, dan ombak mengaum (ayat 2–3), umat Allah tidak perlu takut.

Guncangan kosmik ini melambangkan kekacauan total, namun keyakinan umat berdiri di atas fondasi yang tidak tergoyahkan: Allah yang berdaulat atas ciptaan.

Selain itu terdapat frasa “bangsa-bangsa ribut” (Ibr: hamu gowyim) melukiskan kegaduhan dan kekacauan politik internasional.

Namun, di tengah gejolak ini pemazmur menegaskan bahwa satu suara dari Allah “Ia memperdengarkan suara-Nya” sudah cukup untuk menghancurkan bumi, bermakna kedaulatan Allah melampaui semua kekuatan politik dan militer.

Ayat 10 semakin menegaskan soal kemahakuasaan Allah ketika tiga tindakan ilahi digambarkan secara berurutan: Mematahkan busur (qeshet) simbol senjata jarak jauh, Memotong tombak (hanit) senjata jarak dekat, Membakar kereta-kereta perang (agalowt/merkavot) simbol kekuatan militer dan teknologi perang kuno.

Ini menandakan bahwa tidak ada kekuatan manusia, bahkan yang paling canggih sekalipun yang dapat bertahan melawan penghakiman-Nya. 

Penutup perikop mazmur ini mengulang pengakuan iman: “TUHAN Semesta Alam menyertai kita, kota benteng (Ibr : misgab) kita ialah Allah Yakub.”

Kata misgab menunjuk pada benteng tinggi yang tidak dapat ditembus musuh, menggambarkan keamanan mutlak bagi umat yang berlindung pada Allah.

Sobat obor, renungan ini hendak memberikan pesan firman bagi kita sebagai generasi muda: Saat kita diperhadapkan dalam “goncangan hidup” dalam bentuk apapun itu (studi, pekerjaan, ekonomi, cita-cita, cinta, sakit, jadikanlah Tuhan Tidak ada tempat perlindungan yang lebih aman selain berlindung pada-Nya.

Tuhan adalah satu-satunya perlindungan dan pertolongan. Selain itu memotivasi dan meneguhkan iman kita bahwa Tuhan itu Maha Kuasa (Latin: omni potens), bahkan ditegaskan dengan frasa Tuhan semesta alam. 

Di akhir renungan ini ada kalimat bijak dari Teolog reformed Amerika Jonathan Edwards: “Ketika Allah menjadi benteng kita, maka badai apapun tidak dapat menggoyahkan hidup kita.” Amin.

Sumber: sobatobor.com

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved