Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

TORANG KANAL

Dari Kotamobagu ke Malang, Triyasca Gumalangit Kejar Cita-Cita Jadi Apoteker Profesional

Perempuan kelahiran Aceh, 27 Oktober 2001 ini, kini tengah melanjutkan pendidikan S2 Farmasi Klinik di Universitas Brawijaya, Malang.

Dokumentasi Triyasca Gumalangit
TORANG KANAL - Triyasca Gumalangit atau akrab disapa Aca. Perempuan Mongondow kelahiran Aceh, 27 Oktober 2001 ini, kini tengah melanjutkan pendidikan S2 Farmasi Klinik di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. 
Ringkasan Berita:
  • Triyasca Gumalangit, perempuan kelahiran Aceh, 27 Oktober 2001yang saat ini tengah melanjutkan pendidikan S2 Farmasi Klinik di Universitas Brawijaya, Malang.
  • Perempuan yang beralamat di Kelurahan Sinindian, Kota Kotamobagu ini tumbuh dalam keluarga yang lekat dengan dunia kesehatan.
  • Ibunya seorang ahli farmasi, sementara dua kakaknya masing-masing berprofesi sebagai dokter umum dan dokter hewan.

 

TRIBUNMANADO.CO.ID — Di balik wajah yang lembut dan tenang, Triyasca Gumalangit atau akrab disapa Aca, memiliki semangat besar untuk menapaki dunia medis.

Perempuan Mongondow kelahiran Aceh, 27 Oktober 2001 ini, kini tengah melanjutkan pendidikan S2 Farmasi Klinik di Universitas Brawijaya, Malang, setelah sebelumnya menyelesaikan S1 Farmasi di Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh pada tahun 2024.

“Motivasi saya untuk S2 ini adalah untuk meningkatkan profesi karier, khususnya cita-cita saya untuk menjadi seorang apoteker,” tutur Aca kepada Tribunmanado, Minggu (26/10/2025).

Perempuan yang beralamat di Kelurahan Sinindian, Kota Kotamobagu ini tumbuh dalam keluarga yang lekat dengan dunia kesehatan.

Ibunya seorang ahli farmasi, sementara dua kakaknya masing-masing berprofesi sebagai dokter umum dan dokter hewan.

“Aku suka farmasi sejak kecil. Mungkin karena sering lihat mama meracik obat, dan itu buat aku penasaran dan tertarik,” katanya mengenang.

Sejak kecil, Aca sudah akrab dengan aroma obat-obatan dan cerita tentang dunia medis. Dari situlah muncul kecintaannya terhadap ilmu farmasi.

Ia meyakini bahwa profesi di bidang kesehatan bukan hanya tentang teori dan laboratorium, tetapi tentang harapan dan penyembuhan.

“Mimpi saya untuk kemudian hari, ilmu yang saya dapat ini bisa saya salurkan kepada masyarakat,” ucapnya.

Di tengah kesibukan kuliah, Aca juga menyempatkan waktu untuk menonton drama Korea sebagai hiburan, serta mengikuti podcast Najwa Shihab yang menurutnya banyak memberi inspirasi dan semangat.

“Saya termotivasi oleh Najwa Shihab. Cara beliau menyuarakan isu perempuan dan pendidikan membuat saya yakin bahwa perempuan harus punya suara dan pengetahuan,” tuturnya menambahkan.

Sebagai perempuan muda yang sedang meniti karier pendidikan, Aca juga memiliki pesan khusus bagi perempuan lain yang sedang berjuang.

“Untuk para perempuan, apalagi yang kuliah atau bahkan belum sempat kuliah, jangan pernah putus asa. Jangan biarkan ketakutan menghentikan langkahmu, apalagi sampai trauma sama laki-laki. Terus mengejar ilmu,” kata Aca dalam pesannya.

Aca juga menegaskan prinsip hidupnya bahwa pendidikan menjadi benteng bagi perempuan agar tidak mudah direndahkan.

“Saya sebagai perempuan ingin tidak direndahkan oleh laki-laki. Karena sekarang banyak perempuan di luar sana tidak punya pendidikan lalu direndahkan. Itu yang paling penting, karena pendidikan sekarang lebih berharga untuk perempuan,” ucap Aca dengan nada tegas.

Kini, langkah Aca di dunia akademik bukan hanya untuk mengejar gelar, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian dan pembuktian bahwa perempuan bisa berdiri sejajar di dunia profesional.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya. 

Baca juga: Fakta Unik, Pria Ini Miliki Nama Terpanjang di Dunia, Total 2.253 Kata

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved