Demo Ricuh di Nepal
Sosok KP Sharma Oli, Perdana Menteri Nepal Undur dari PM Usai Ada Demo Tewaskan 19 Orang
Khadga Prasad Sharma Oli, atau yang lebih dikenal sebagai K. P. Oli, adalah figur sentral dalam lanskap politik Nepal modern.
Karier politik:
Memulai karier politik pada 1966
Bergabung dengan Partai Komunis Nepal pada Februari 1970
Pernah ditahan karena aktivitas politik antara 1973–1987
Kepala Departemen Luar Negeri CPN (UML) pada 1992
Pemimpin organisasi pemuda National Democratic Youth Federation of Nepal (NDYF)
Menteri Dalam Negeri (1994–1995)
Deputi Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri (2006–2007)
Perdana Menteri Nepal periode:
(1.) 11 Oktober 2015 – 3 Agustus 2016
(2.) 15 Februari 2018 – 13 Juli 2021
(3.) 14 Juli 2024 – 9 September 2025
Demo tewaskan 19 orang
Kekhawatiran Iringi Pertemuan PM Malaysia dan Junta Myanmar
Artikel Kompas.id
Unjuk rasa yang awalnya pecah pada Senin lalu berujung tragis. Amnesty International melaporkan bahwa aparat keamanan menggunakan peluru tajam untuk membubarkan massa.
Setidaknya 19 orang dilaporkan tewas, menjadikannya salah satu tindakan represif paling mematikan di Nepal dalam beberapa tahun terakhir.
Meski pemerintah akhirnya memulihkan akses media sosial, demonstrasi t
erus berlanjut, dipicu oleh kemarahan publik atas korupsi yang merajalela dan lambannya pembangunan ekonomi.
Ketidakpuasan publik yang meluas
Oli, 73 tahun, baru saja memulai masa jabatan keempatnya tahun lalu setelah Partai Komunis yang ia pimpin membentuk koalisi dengan Nepali Congress.
Namun, popularitasnya merosot tajam di tengah ketidakstabilan politik dan ekonomi yang melanda negara dengan penduduk mencapai 30 juta jiwa tersebut.
Tingkat pengangguran yang mencapai 10 persen dan pendapatan per kapita hanya 1.447 dollar AS (sekitar Rp 24 juta) menurut Bank Dunia memperburuk kekecewaan publik terhadap elite politik yang dianggap jauh dari realita rakyat.
Sejak Nepal menjadi republik federal pada 2008 setelah perang saudara satu dekade dan penghapusan monarki, negeri Himalaya ini memang kerap dihantui pergantian perdana menteri yang terus-menerus.
Budaya politik transaksional menambah persepsi bahwa pemerintah tak lagi menyuarakan kepentingan rakyat.
Dalam beberapa hari terakhir, kekecewaan itu semakin nyata di media sosial.
Video di TikTok yang tidak ikut diblokir pemerintah memperlihatkan kontras antara kesulitan hidup rakyat biasa dengan gaya hidup mewah anak-anak politisi yang pamer barang bermerek dan liburan mahal.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Kabar Terkini Evakusi WNI di Nepal Lantaran Demo Ricuh, Sempat Terjadi Ketegangan |
![]() |
---|
Sosok Sushila Karki, Nenek 72 Tahun akan Pimpin Nepal usai Demo Berdarah, Ternyata Bukan Orang Biasa |
![]() |
---|
Demo Hentikan Korupsi dan Protes Pemblokiran Medsos di Nepal, Berujung Mundurnya Presiden dan PM |
![]() |
---|
Demo Gen Z di Nepal: Istana Negara dan Gedung PM Dibakar, Rumah Menteri Dijarah |
![]() |
---|
Akhirnya Terungkap Penyebab Awal Kerusuhan di Nepal Sampai Buat Presiden, PM hingga Menteri Mundur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.