Berita Nasional

Prabowo Bakal Tarik Utang Baru Rp781,8 T Tahun 2026, Segini Total Utang Pemerintah Indonesia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TAMBAH UTANG - Presiden Prabowo Subianto saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/2/2025). Pemerintahan Presiden Prabowo berencana menarik utang baru senilai Rp 781,8 triliun pada tahun 2026. Tambahan utang baru ini akan semakin mempersempit ruang fiskal pemerintah pada tahun-tahun mendatang. Dalam Buku II Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026, target pembiayaan dari utang pemerintah ditetapkan Rp 781,9 triliun.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan.

Pada tahun 2026 mendatang, pemerintah berencana menarik utang baru jumbo senilai Rp781,8 triliun.

sebuah angka fantastis yang menimbulkan pertanyaan besar mampukah APBN menanggung beban tersebut?

Baca juga: Breaking News: Tersangka Hein Arina Titipkan Barang Bukti Rp 5,2 Miliar ke Kejari Manado

Rencana penarikan utang ini dinilai sebagai langkah strategis untuk menutup defisit anggaran sekaligus menjaga roda pembangunan tetap berputar.

Namun, di sisi lain, tambahan utang dalam jumlah besar berpotensi mempersempit ruang fiskal negara di tahun-tahun berikutnya.

Dalam Buku II Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026, target pembiayaan dari utang pemerintah ditetapkan Rp 781,9 triliun.

Bila dirinci lebih lanjut, tambahan utang pemerintah tersebut meliputi Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 749,2 triliun dan pinjaman senilai Rp 32,7 triliun.

Sementara pada 2025, target penarikan utang melalui SBN adalah Rp 585,1 triliun.

Adapun pinjaman senilai Rp 130,4 triliun.

Pembiayaan utang yang mencapai Rp 749,2 triliun dilakukan pemerintah sebagai upaya menutup defisit APBN 2026 yang ditargetkan sebesar 2,48 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Bila menilik ke belakang, jumlah tambahan utang pemerintah pada RAPBN 2026 ini adalah yang tertinggi kedua sepanjang sejarah Indonesia.

Penarikan utang tertinggi pemerintah Indonesia terjadi pada 2021 atau saat pandemi Covid-19.

Saat itu, pemerintah Indonesia menambah utang sebesar Rp 870,5 triliun.

"Pada 2021, rasio utang sempat mencapai 40,7 persen sebagai dampak program pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Namun kembali turun di bawah 40 persen pada akhir 2024 yang mencapai sebesar 39,8 persen," dikutip dari Buku II Nota Keuangan RAPBN 2026.

Adapun, utang jatuh tempo Indonesia pada 2025 mencapai Rp 800,33 triliun.

Angka ini terdiri dari sebesar Rp 705,5 triliun berupa SBN dan Rp 94,83 triliun berupa pinjaman.

Utang Luar Negeri Indonesia Naik 6,4 Persen, Didominasi Utang Pemerintah

Utang Jatuh Tempo pada 2025 Tembus Rp 800 T

Utang yang harus dibayar pemerintah Indonesia pada 2025 mencapai Rp 800,33 triliun.

Jumlah tersebut terbagi atas utang Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 705,5 triliun dan utang pinjaman sebesar Rp 100,19 triliun.

Besaran utang yang harus dibayar pemerintah pada tahun depan lebih tinggi Rp 434,29 triliun ketimbang 2024.

Berdasarkan laporan Kompas.com, Kamis (28/11/2024), jika ditotal utang Indonesia hingga akhir Oktober 2024 mencapai Rp 8.560,36 triliun.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

-

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca berita lainnya di: Google News

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

 

Berita Terkini