Namun, di luar dugaan, beberapa jam kemudian para pelaku kembali diminta untuk menjemput korban.
Saat itulah mereka terkejut karena mendapati Ilham sudah tidak bernyawa.
Informasi lain yang terungkap, para pelaku rupanya hanya bagian dari satu klaster dalam skema besar penculikan ini.
Terdapat tiga klaster berbeda yang diduga terlibat, yakni kelompok pengintai, kelompok penjemput paksa, serta kelompok eksekutor.
Dari pembagian peran tersebut, empat orang pelaku yang sudah ditangkap hanya termasuk dalam klaster penjemput paksa.
Mereka disebut tidak mengetahui bahwa aksi yang mereka lakukan akan berakhir pada kematian korban.
Lebih lanjut, terungkap pula bahwa uang yang dijanjikan kepada para pelaku tidak sepenuhnya diberikan.
Mereka hanya menerima sebagian kecil dalam bentuk uang muka. Jumlahnya bahkan tidak sampai menyentuh angka yang dijanjikan, yakni puluhan juta rupiah.
Menurut keterangan, nilai uang muka tersebut diperkirakan di bawah lima puluh juta rupiah.
Sebagian dari uang muka yang sudah sempat diterima para pelaku kini telah disita oleh penyidik Polda Metro Jaya sebagai barang bukti.
Sementara itu, pembayaran penuh yang dijanjikan sama sekali belum terealisasi.
Hal ini menunjukkan bahwa selain menjadi korban dari bujukan imbalan, para pelaku juga sebenarnya belum merasakan keuntungan besar dari tindak kejahatan yang mereka lakukan.
Kasus ini semakin memperjelas betapa kompleksnya jaringan pelaku yang terlibat.
Perintah yang datang dari sosok berinisial F menjadi kunci untuk mengungkap siapa sebenarnya dalang utama di balik penculikan yang berujung kematian tersebut.
Fakta bahwa para pelaku lapangan hanya menjalankan instruksi tanpa mengetahui konsekuensi akhir, memperlihatkan adanya manipulasi dari pihak yang lebih tinggi.