STF Seminari Pineleng

Sejarah Baru, STFSP Luncurkan Program Magister Filsafat, Terbuka untuk Umum

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Uskup Keuskupan Manado Mgr Rolly Untu MSC serta Karo Kesra Setdaprov Sulut Vera Maya Pinontoan diabadikan bersama jajaran pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STFSP) dan undangan lainnya pada peluncuran program magister filsafat STFSP di Kampus STFSP, Pineleng, Minahasa, Jumat (15/8/2025).

Dr Longginus Farneubun SS MTh yang merupakan Ketua Program Studi Filsafat STFSP menjelaskan alasan dibukanya program magister tersebut. 

Menurutnya, kehadiran program studi magister filsafat bukan hanya wujud harapan dan kerinduan pihak STFSP tapi juga banyak pihak.

Pasalnya, program ini diyakini dapat berkontribusi pada pembentukan karakter manusia dan peradaban bangsa. 

Dengan berlandaskan pada nilai-nilai kekatolikan, nilai-nilai ke-Indonesia-an dan kearifan lokal, kehadiran program studi magister filsafat dapat menghasilkan perbedaan dan memberikan sumbangsih besar bagi studi filsafat di Indonesia timur.  

Masyarakat lokal inilah yang baginya menjadi pembeda program ini dengan program sejenis di luar STFSP.

“Masyarakat lokal di Indonesia memiliki nilai-nilai hidup berakar pada kearifan lokal setiap daerah,” kata dia. 

Ia menyebut nilai-nilai itu antara lain solidaritas sosial seperti gotong royong, mapalus, manusia hidup untuk memanusiakan orang lain. 

Suasana dialog interaktif pada peluncuran program magister filsafat di Kampus STFSP, Pineleng, Minahasa, Jumat (15/8/2025). (Dokumentasi STFSP)

Juga sikap, toleransi, kekeluargaan seperti falsafah pela-gandong di Maluku, kepercayaan akan yang ilahi atau religiositas.

Selain itu, intimitas dengan alam kosmis di mana hutan dihayati sebagai ibu dan ‘Si tou tumou tou’ (manusia hidup untuk memanusiakan orang lain). 

“Nilai-nilai tersebut menjadi rujukan identitas dan nilai program magister filsafat STFSP,” tekannya.

Menurutnya, keunikan program magister filsafat STFSP sekaligus membedakannya dengan program magister filsafat di tempat lain adalah Filsafat Moral Budaya yang mengintegrasikan kajian kearifan lokal dan ilmu-ilmu filsafat. 

Program magister ini akan menguatkan kemampuan mahasiswa berpikir kritis, kreatif dengan ketrampilan penelitian atas budaya-budaya lokal khususnya Indonesia timur (Sulawesi, Maluku, Papua) bagi pengembangan keilmuan dan pengabdian kepada masyarakat.

Ketua STFSP Dr Barnabas Ohoiwutun juga memberikan sambutan dengan nada yang sama. Ia ingin program ini membantu terbentuknya peradaban.

Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Katolik Keuskupan Manado Ambrosius Wuritimur SS Lic Th menceritakan soal proses pengajuan yang panjang.  

Pengajuan ini sudah dibuat banyak pejabat akademis STFSP namun belum berhasil. Namun, program magister akhirnya diluncurkan tahun ini.

Halaman
1234

Berita Terkini