Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Makam pahlawan nasional Imam Bonjol di Desa Lotta, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ramai dikunjungi jelang HUT Kemerdekaan RI.
Amatan Rabu (30/7/2025) siang, sejumlah pengunjung berdatangan.
Diantara mereka ada yang bawa bunga.
Ada pula yang baca surat Yasin di tepi makam Imam Bonjol.
Tribunmanado.co.id membuka daftar pengunjung yang ada di dalam buku tamu.
Tampak pengunjung dari sejumlah kota di Jawa dan Sumatra.
Nona Popa penjaga makam Imam Bonjol mengatakan, makam Imam Bonjol selalu didatangi peziarah.
"Tak hanya di momen kemerdekaan, hampir tiap hari ada saja yang datang," katanya.
Ia mengatakan, peziarah datang dari seluruh Indonesia.
Bahkan ada yang dari luar negeri.
"Ada pula dari luar negeri," katanya.
Selain makam, peziarah juga mendatangi lokasi Imam Bonjol berdoa yang berada di tepi sungai samping makam.
Tentang Imam Bonjol
Imam Bonjol, pejuang perang Padri dibuang ke Pineleng, Minahasa, pada tahun 1837.
Apolos, sang pengawal Imam Bonjol setia mendampingi tuannya dalam pembuangan.
Bahkan hingga akhirnya Imam Bonjol menutup mata di Minahasa.
Apolos pun akhirnya wafat di Minahasa.
Jejak Apolos diikuti turunannya.
Mereka setia menjaga makam Imam Bonjol di Desa Lota.
Tribun mengunjungi makam itu pada Senin (28/7/2025).
Seorang wanita menyambut. Dialah Nona Popa. Nona mengaku turunan kelima dari Apolos.
"Saya turunan kelima," kata dia.
Nona mengatakan ia dan saudara saudaranya diserahi kewajiban menjaga makam itu.
Dan mereka patuh.
"Setiap hari kami jaga makam ini," katanya.
Nona menuturkan, Apolos adalah pengawal setia Tuanku Imam Bonjol.
Imam Bonjol sendiri tak menikah.
Namun Apolos menikah.
"Ia menikah dengan seorang wanita Minahasa yang bernama Katrience Parengkuan," kata dia.
Ia menuturkan, turunan Apolos bak Indonesia mini.
Mereka sudah kawin mawin dengan berbagai macam suku.
"Kami semua hidup rukun dan damai, sering baku pasiar jika ada hari raya keagamaan," kata dia.
Tolak Pemindahan Makam
Wacana pemindahan makam pahlawan nasional ke daerah asalnya kembali bergulir.
Salah satu makam yang dirumorkan untuk pindah adalah makam Tuanku Imam Bonjol di Desa Lotta.
Saat dikunjungi Senin (28/7/2025) sekira pukul 10.00 Wita.
Makam sudah dibuka untuk dikunjungi.
Tapi masih sepi pengunjung.
Sebuah meja berada di dalam ruangan makam.
Di atasnya terdapat kotak, baki dan buku tamu.
Pada bagian belakang makam, Nona Popa tengah berupaya membersihkan lantai dari dedaunan.
Ia agak kesulitan karena habis disapu daun datang lagi.
"Angin kencang sekali," katanya.
Kepada Tribunmanado.com Nona mengaku sudah mendengar rencana pemindahan itu.
Tapi belum secara resmi. "Hanya dengar dengar saja," katanya.
Ia menolak rencana itu. "Jelas kami dari keluarga tidak mau," katanya.
Menurut dia, makam Imam Bonjol telah menyatu dengan masyarakat Lotta.
Makam tersebut sudah jadi aset daerah. "Hal yang lebih baik dilakukan adalah dengan memperbaiki makam ini," katanya.
Nona mengaku keturunan kelima dari Apolos yang adalah pengawal setia dari Imam Bonjol.
Apolos, sebut Nona, sangat dekat dengan Imam Bonjol. Informasi yang dihimpun Tribunmanado, Apolos bahkan sering dianggap anak sendiri oleh Imam Bonjol.
Wacana pemindahan makam Imam Bonjol sempat mengemuka pada beberapa tahun silam.
Informasi yang dihimpun Tribunmanado, keinginan itu diutarakan anggota DPRD Sumatera Barat.
Namun Gubernur Sulut kala itu Olly Dondokambey menolak.
Alasannya hal itu akan mengubah sejarah. (Art)
Baca Berita Lainnya di: Google News
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya