TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejumlah guru honorer di wilayah Jakarta Selatan menyuarakan harapan agar program Bantuan Subsidi Upah (BSU) tahun 2025 dapat disalurkan secara lebih merata dan terjadwal dengan jelas.
Mereka menilai, bantuan pemerintah tersebut sangat membantu dalam meringankan beban ekonomi, terutama di tengah tekanan biaya hidup yang terus meningkat.
Ada guru honorer mengaku belum menerima informasi pasti soal pencairan BSU, meski rekan-rekan seprofesinya di wilayah lain sudah mendapatkan bantuan tersebut.
Baca juga: BSU Tahap II Segera Cair! Ini Jadwal dan Cara Cek Bantuan Rp600 Ribu untuk Pekerja dan Honorer
Ada juga Guru honorer di Jakarta Selatan meminta agar program Bantuan Subsidi Upah (BSU) disalurkan secara lebih merata dan terjadwal.
"Kalau memang programnya terus, harusnya terjadwal. Jadi, kita enggak mengharapkan hal yang enggak pasti kan," ucap salah satu guru honorer bernama Ika Damayanti (31) saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (25/6/2025).
Ika juga berharap agar pencairan program BSU ke depannya bisa lebih merata.
Menurutnya, saat ini justru banyak karyawan bergaji lebih tinggi yang sudah menerima BSU, sementara guru honorer seperti dirinya belum mendapatkan bantuan tersebut.
"Pas tahu yang karyawan-karyawan atau yang punya gaji lebih jauh (besar) dari saya, udah pada cair mah kesel juga," jelas Ika.
Ia menilai, seharusnya guru honorer lebih berhak mendapatkan BSU, bahkan dengan nominal yang lebih besar dibandingkan karyawan swasta lainnya.
Sementara itu, guru honorer lain bernama Khairunisa (26) justru memilih untuk pasrah setelah BSU miliknya belum cair.
Ia percaya apabila BSU itu sudah menjadi rezekinya, pasti akan cair.
"Saya punya pemikiran kalau emang rezeki, ya, dapat kan pasti, kalau pun enggak dapat, ya, bukan rezeki saya," jelas Khairunisa.
Khairunisa menambahkan, yang terpenting baginya adalah sudah mencoba mendaftar program tersebut. Jika nantinya BSU tidak cair, ia mengaku ikhlas.
Guru Honorer di Jakarta Akui Terbantu BSU
Salah satu guru honorer di Jakarta Selatan, Ika Damayanti (31) mengaku sangat terbantu dengan program Bantuan Subsidi Upah (BSU) lantaran gajinya setiap bulan jauh di bawah upah minimum regional (UMR) Jakarta.
"Iya lah (sangat terbantu), dengan pendapatan beda lima kali dari UMR Jakarta. Iya, lumayan banget banget," ucap Ika saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (25/6/2025).
Ika mengaku sudah dua kali merasakan program BSU saat pandemi Covid-19 berlangsung. Saat itu, ia mendapatkan bantuan sebesar Rp 600.000 setiap kali pencairan.
Namun, untuk tahun ini, Ika mengaku belum menerima BSU sama sekali, meskipun sudah menantikan bantuan tersebut sejak lama.
Dana itu rencananya akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
"Tergantung kebutuhan, kalau semisal lagi buat keperluan langsung dipakai. Kalau lagi aman ya kita tabung dulu. Tapi, sampai saat ini belum dapat info lanjut (untuk dapat BSU)," jelas Ika.
Sementara guru honorer lain bernama Khairunisa (26) mengaku akan menabung dana BSU apabila sudah cair.
"Kebutuhan sehari-hari sama lainnya insya Allah udah cukup dari gaji, paling seringnya kalau uang di luar gaji buat disimpan sih," ucap Khairunisa.
Guru Honorer Kesal Karyawan Bergaji Lebih Besar darinya Sudah Dapat
Salah satu guru honorer di Jakarta Selatan, Ika Damayanti (31), mengaku belum juga mendapatkan Bantuan Subsidi Upah (BSU).
"Belum (cair)," ucap Ika saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (25/6/2025).
Ika bercerita, awalnya ia tak mempermasalahkan keterlambatan pencairan BSU yang dialaminya.
Namun, perasaannya berubah ketika mengetahui bahwa banyak karyawan dengan gaji lebih tinggi darinya justru sudah menerima bantuan tersebut lebih dulu.
"Aman sih kalau kemarin mah. Tapi, pas tahu yang karyawan-karyawan atau yang punya gaji lebih jauh (besar) dari saya udah pada cair mah kesel juga," beber Ika.
Menurut Ika, para guru honorer sangat menantikan pencairan BSU karena gaji mereka jauh di bawah upah minimum regional (UMR) Jakarta.
BSU senilai Rp 600.000 sangat berarti bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Senada dengan Ika, guru honorer lain asal Jakarta Selatan bernama Kahirunisa (26) juga belum mendapat BSU.
"Belum. Tapi, temannya teman saya sudah dapat," kata Kharunisa, Rabu.
Khairunisa menduga pencairan BSU dilakukan secara bertahap, sehingga wajar jika ada yang sudah menerima dan ada yang belum.
Meski demikian, ia mengaku tidak merasa terlalu khawatir. Sebab, apabila BSU tersebut sudah menjadi rezekinya, maka pasti akan cair kapan pun itu.
Adapun penyaluran BSU tahap pertama telah diterima oleh 2.450.068 pekerja hingga Selasa (24/6/2025).
Jumlah ini merupakan bagian dari total 3.697.836 penerima yang ditargetkan.
Sisanya, sebanyak 1.247.768 pekerja, masih dalam proses penyaluran. Dana BSU disalurkan melalui bank-bank Himbara seperti BRI, BNI, BTN, dan Mandiri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
-
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca berita lainnya di: Google News
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini