Ia juga menggarisbawahi bahwa hasil akhir Musda tidak semata ditentukan oleh aturan tertulis atau popularitas.
Tetapi juga oleh kompromi politik yang mungkin terbentuk di kalangan elite partai.
Menurutnya, Golkar dikenal sebagai partai yang lihai dalam kompromi.
"Jika kompromi terjadi, skenario yang mungkin adalah CEP tetap menjadi ketua dan TL menjadi sekretaris, atau sebaliknya: TL Ketua, dan CEP mendorong figur loyalisnya mengisi posisi sekretaris.
Bahkan, tak menutup kemungkinan muncul figur baru sebagai jalan tengah yang dapat diterima oleh semua pihak,” kata Baso.
Kata dia, intinya politik adalah seni komunikasi dan kompromi.
"Maka dalam helat Musda kali ini, peta kekuatan dan kesepakatan elit partai akan menjadi faktor penentu, bukan semata aturan tertulis atau popularitas semata,” pungkasnya. (Pet)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.