Minahasa Sulawesi Utara

Gas Elpiji 3 Kg Sulit Ditemukan, Warga di Tumaratas Langowan Minahasa Memasak dengan Kayu Bakar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga desa Tumaratas Langowan, Minahasa memasak dengan kayu bakar

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gas elpiji bersubsidi 3 kilogram atau gas melon masih sulit ditemukan di sejumlah wilayah di Minahasa, Sulawesi Utara. 

Elpiji yang sulit ditemukan ini telah berlangsung sejak menjelang Natal hingga hari ini, Kamis (26/12/2024). 

Kondisi ini memaksa warga untuk kembali menggunakan metode tradisional, seperti memasak dengan kayu bakar.

Veronika, salah seorang warga Desa Tumaratas, Kecamatan Langowan, mengungkapkan kelangkaan gas melon membuat masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan memasak. 

“Gas susah didapat, kalau ada pun harganya sudah mahal, sampai Rp 30 ribu untuk isi ulang,” ujarnya.

Situasi ini bahkan memengaruhi persiapan hidangan Natal. 

Banyak warga harus memasak menggunakan kayu bakar untuk menyiapkan makanan bagi keluarga.

Kendalanya adalah kondisi ini memakan waktu cukup lama.

Dimana biasanya memasak hidangan daging memakan waktu hanya 30 menit, sekarang dengan memasak tradisional memakan waktu hingga 1 jam.

“Kami harus kembali ke cara lama. Meski begitu, sukacita Natal tetap ada, dan kami tetap bersyukur,” tambah Veronika.

Meski demikian, warga berharap pemerintah dapat segera mengatasi kelangkaan gas elpiji agar mereka dapat kembali menggunakan gas bersubsidi sesuai kebutuhan.

Penjelasan Pertamina

Sebelumya, Pertamina Patra Niaga Sulawesi bekerjasama dengan pihak-pihak terkait memastikan bahwa kondisi stok LPG tiga kilogram aman serta harga di pangkalan resmi sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Masyarakat dihimbau agar tidak perlu panik karena Pertamina menjamin ketersediaan stok LPG di wilayah Sulut. 

Sebagai informasi data stok LPG tiga kilo untuk wilayah Provinsi Sulut adalah sebanyak 451 Metric Ton yang disuplai dari enam SPBE, 56 Agen dan 4025 pangkalan LPG resmi Pertamina.

Halaman
12

Berita Terkini