Dari 408 kasus tersebut, 1 orang meninggal dunia akibat DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Minahasa, dr Olviane Rattu membenarkan bahwa kasus DBD di Minahasa hingga akhir tahun 2024 cukup tinggi.
Ia menyebut, dari 25 Kecamatan, ada tiga Kecamatan di Minahasa yang miliki kasus DBD paling banyak.
"Terbanyak, di Kecamatan Kawangkoan Utara 47 kasus, Tonsea Lama 46 kasus, dan Kecamatan Sonder 34 kasus," beber Rattu kepada Tribunmanado.co.id, Rabu (13/11/2024).
Diikuti Kecamatan Pineleng dan Tombulu 33 kasus, kemudian, Tondano Selatan 31 kasus dan Tondano Timur 29 kasus.
"Total 408 kasus DBD terjadi di Minahasa, 1 orang meninggal dunia," sebut Rattu.
Terkait hal ini, Kadis Kesehatam mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya-upaya pencegahan bersama masyarakat agar DBD tidak semakin meluas.
"Kita melakukan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) seperti 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, dan Memanfaatkan/Mendaur-ulang barang bekas," kata Rattu
Disamping itu, Dinas Kesehatan berupaya melakukan langkah-langkah konkret seperti vaksinasi hingga melakukan Fogging diwilayah yang rawan DBD.
"Masyarakat juga harus mencegah gigitan nyamuk dengan penggunaan cairan anti nyamuk oles atau spray," katanya.
3. Jalan Berlubang di Atoga Diperbaiki, Dinas PUTR Boltim Sulut Minta Warga tak Lakukan Penimbunan
Sejumlah titik jalan berlubang yang menghubungkan Kecamatan Motongkad di Desa Atoga menuju Kecamatan Mooat dan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut), mulai diperbaiki.
Proses pengukuran di lapangan oleh pihak penyedia jasa telah dilakukan pada beberapa ruas jalan yang rusak berat.
Namun terhambat oleh timbunan tanah yang dilakukan oleh oknum warga.
Langkah penimbunan ini, yang dilakukan secara swadaya oleh warga menggunakan material tanah biasa, dianggap jauh dari standar teknis perbaikan jalan.