Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pilkada Minahasa Selatan di Sulawesi Utara semakin menarik perhatian publik.
Baso Affandi, konsultan politik Sulut, memaparkan beberapa alasan di balik semakin panasnya kontestasi ini.
"Munculnya nama Michela Paruntu (MEP) dalam konstelasi Pilgub Sulut telah mengubah peta politik di Minahasa Selatan," ujarnya, Minggu (21/7/2024).
Tidak hanya membentuk tiga poros utama, kemunculan MEP juga membuka kemungkinan terbentuknya empat pasangan calon.
"Meskipun dinamika politik masih berlangsung, bisa dipastikan bahwa Bupati dan Wakil Bupati saat ini akan berpisah," katanya.
Menurutnya masing-masing menunjukkan kekuatan mereka dalam persaingan politik ini.
Affandi juga menambahkan bahwa Partai Golkar awalnya menjagokan MEP.
Namun setelah penyerahan B1KWK oleh DPP parpol pengusung kepada E2L MEP, Golkar harus mempertimbangkan kembali figur yang akan mereka dorong.
"Golkar tentunya tidak ingin kehilangan momentum di tanah kelahiran Ketua DPD I PG," jelasnya.
Di sisi lain, petahana Frangky Donny Wongkar (FDW) tetap teguh mempertahankan kekuasaannya.
Begitu pula dengan wakilnya yang telah mendeklarasikan perpisahan dengan FDW.
"Dari tiga poros ini, masih ada kemungkinan tercipta poros baru jika salah satu calon mampu membangun komunikasi yang baik dengan partai politik pemilik kursi di DPRD," ujar Affandi.
Lebih lanjut, Affandi menyebutkan nama Petra Yani Rembang yang juga disebut-sebut akan maju dan mendapatkan rekomendasi dari partai lain.
"Langkah ini dapat menjadi langkah taktis yang menarik," katanya.
Namun, langkah ini juga bisa memicu kembalinya aliansi lama jika tujuannya adalah menjaga harmonisasi dengan Pilgub yang diikuti oleh kader inti PG.