Ketika ditanya berapa harga dagangannya, Mbah Midin pun menyerahkan kepada sang pembeli.
"Ieu sabaraha (ini berapa)?" tanya Asep.
"Wios sabaraha we (Berapa aja gapapa)," timbal Mbah Midin.
Mbah Midin mengatakan bahwa setiap ia berjualan, ada saja kendalanya, bahkan terkadang gagal.
"Kedahna hejo seneuna, aya we kendala teh, kadang gagal (harusnya hijau apinya, ada aja kendalanya)," kata Mbah Midin.
Mata Mbah Midin lantas berkaca-kaca karena tak menyangka mendapat uang sebanyak itu.
Ia terus mengucap syukur sembari menangis.
Ketika ditanya untuk apa uang tersebut, Mbah Midin mengaku untuk membayar utang ketika bulan Ramadhan.
Saat itu ia berhutang Rp 900 ribu kepada seseorang.
Utang tersebut sebenarnya hendak ia lunasi, namun uang yang terkumpul malah hilang.
"Atos mendak acis 900, tapi ical (udah dapet 900 tapi hilang)," katanya.
Pemuda itu pun memberikan uang Rp 900 ribu kepada Mbah Midin.
Sontak saja tangis Mbah Midin pun pecah, ia tak berhenti mengucap terima kasih kepada pemuda tersebut.
"Nuhun Sep nya (Terima kasih ya)," katanya.
Kepada orang yang dipinjaminya, Mbah Midin tidak bilang uangnya hilang.
Ia berusaha kembali mencari uang, namun belum mendapatkannya.
"Dagang terus-terusan, tapi enggak dapat-dapat," jelas Mbah Midin.
Mbah Midin pun berpamitan dan memeluk pemuda yang telah membantunya tersebut.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id
Baca Berita Lainnya di: Google News
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya