Pilpres 2024

KPU Papua Pegunungan Ceritakan Proses Rekapitulasi Suara yang Tak Mudah, Sebut Ada Massa Bawa Tombak

Editor: Tirza Ponto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua KPU Provinsi Papua Pegunungan Daniel Jingga membacakan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pilpres di Provinsi Papua Pegunungan dalam rapat pleno terbuka di kantor KPU, Rabu (20/3/2024). (Dok. Youtube KPU RI)

TRIBUNMANADO.CO.ID - Proses Rapat Pleno Rekapitulasi di Papua Pegunungan berjalan tidak mudah.

Diketahui rekapitulasi penghitungan suara Pemilu untuk Provinsi Papua dan Papua Pegunungan adalah yang paling terakhir diumumkan.

Hal itu lantaran situasi yang tidak aman terjadi.

Bahkan rekapitulasi suara Pemilu 2024 di Kabupaten Tolikara harus berpindah tempat sebanyak lima kali.

Hal itu diungkap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua Pegunungan.

Provinsi Papua Pegunungan pun baru bisa ke Jakarta untuk menyerahkan berkas rekapitulasi suara ke KPU RI di hari-hari akhir pengumuman.

Komisioner KPU Papua Pegunungan dan KPU Papua berangkat dari Papua pada Selasa (19/3/2024) malam dengan menggunakan pesawat charter untuk menyerahkan berkas rekapitulasi suara.

Dalam rapat pleno Rekapitulasi suara nasional di Kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (20/3/2024), Anggota KPU Papua Pegunungan, Theodorus Kossay mengungkapkan permasalahan yang terjadi.

Permasalahan, katanya, terjadi di Kabupaten Tolikara.

"Pada saat rekapitulasi di tingkat Kabupaten Tolikara, terjadi di aula Kantor Distrik Bokondini itu ada masyarakat yang keberatan, kemudian situasi tidak aman," ujar Theodorus.

Sehingga, KPU bersama pihak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan keamanan bersepakat untuk memindahkan lokasi rekapitulasi ke Kabupaten Jayawijaya, Ibukota Provinsi Papua Pegunungan.

Tak hanya di satu tempat, rekapitulasi yang berlangsung di salah satu hotel ini juga tak mendapatkan izin akibat banyaknya masyarakat yang berada di kawasan itu dan membuat proses rekapitulasi jadi tidak kondusif.

Dari hotel, proses rekapitulasi dipindahkan ke Gedung Tongkonan atau rumah adat Papua yang juga berfungsi sebagai gedung serbaguna.

"Selama beberapa hari dilakukan rekap juga di situ," ucap Theodorus.

Namun, suasana yang tidak nyaman akibat banyaknya masyarakat yang berkumpul di lokasi rekapitulasi kembali terjadi.

Bahkan kali ini, hasil koordinasi KPU dengan pihak keamanan, diinformasikan ihwal masyarakat berkumpul dan membawa tombak, anak panah, hingga senjata tajam.

"Kemudian akhirnya teman-teman KPU Tolikara pindah tempat lagi di Jayapura. Di Jayapura mereka rekap juga di Hotel Horison dan beberapa kali melakukan rekap di tempat itu, kemudian juga masih juga ada yang datang mengganggu," ujarnya.

"Sampai yang kelima mereka rekap di salah satu hotel di kota Jayapura, Hotel Fox. Akhirnya di tempat itu, kami juga minta perlindungan kepada petugas keamanan akhirnya berhasil melakukan rekapitulasi 46 distrik," pungkas Theodorus.

Papua Pegunungan merupakan salah satu wilayah yang terlambat melakukan rekapitulasi suara tingkat provinsi yang batas waktu terakhirnya adalah 10 Maret lalu.

Meski terlambat melakukan rekapitulasi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengesahkan perolehan suara Pilpres di Papua Pegunungan.

Hasilnya, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul atas dua pasangan rivalnya.

Pengesahan dilakukan Ketua KPU RI Hasyim Asyari.

Prabowo-Gibran menjadi nomor satu di Papua Pegunungan dengan perolehan 838.382 suara.

Di posisi kedua, ada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 284.184 suara.

Lalu di urutan terakhir pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md yang memperoleh 175.956 suara.

Total pengguna hak pilih sebanyak 1.306.740 pemilih. Rinciannya, surat suara sah sebanyak 1.298.522 dan surat suara tidak sah sebanyak 8.218.

"Bisa kita sahkan ya? Bismillah. Sah," kata Hasyim.

(Tribun Network/mar/wly)

Baca juga: KPU Umumkan PDIP Pemenang Pileg 2024: Selisih 2,1 Juta Suara dengan Golkar

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Baca berita lainnya di: Google News

Berita Terkini