Dugaan Kecurangan
Pakar kepemiluan dari Universitas Indonesia (UI), Titi Anggraini mengatakan, terjadi pergeseran dari suara tidak sah masuk ke dalam perolehan suara partai di beberapa TPS.
Kekeliruan input data Sirekap ini, katanya, harus ditelusuri oleh KPU apakah semata faktor kesalahan sistem atau ada indikasi kesengajaan menggiring suara ke partai tertentu.
Komisioner KPU Idham Holik mengatakan rujukan utama perolehan suara tetap berdasarkan foto dokumen formulir Model C.Hasil Plano, meskipun angka yang tertulis dalam laman KPU berbeda.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, mengatakan adanya penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi merupakan hal yang wajar.
Dia pun mempertanyakan pihak-pihak yang disebutnya mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan penambahan suara partainya sebagai ketidakwajaran.
Grace berkata, saat ini lebih dari 70 juta suara belum terhitung dan sebagian besar merupakan basis pendukung Presiden Jokowi.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah juga mempertanyakan tuduhan ketidakwajaran berupa penambahan suara yang termuat di Sirekap.
"Yang wajar bagaimana? Ya sudah kita tunggu saja, semoga sesuai harapan," kata Fahri.
Quick Count (Indikator) vs Sirekap
- PKB 10,64 - 11,54 persen, naik 0,9 persen
- Gelora 0,88 - 1,49 persen, naik 0,61 persen
- PSI 2,66 - 3,13 persen, naik 0,47 persen
- PKS 8,13 - 7,5 persen, turun 0,63 persen
(Tribun)