TRIBUNMANADO.CO.ID - Penyebab Gunung Marapi meletus pada Minggu (3/12/2023) sore pukul 14.54 WIB.
Gunung Marapi yang di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), disebut-sebut meletus secara tiba-tiba.
Hal itu karena para pendaki diperbolehkan untuk menjajal gunung berapi dengan ketinggian 2.891 meter dari permukaan laut itu.
Letusan Gunung Marapi tidak hanya menimbulkan suara letusan dan hujan abu, melainkan juga menewaskan belasan pendaki.
Melansir Kompas.com, Senin (4/12/2032), terdapat 75 orang yang sedang mendaki ketika Gunung Marapi meletus.
Letusan Gunung Marapi disebut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik yang signifikan.
Hal tersebut disampaikan PVMBG dalam keterangan resminya pada Minggu terkait update letusan Gunung Marapi.
PVMBG juga mengatakan, meletusnya Gunung Marapi menyebabkan kolom abu setinggi 5891 meter di atas permukaan laut.
Penjelasan PVMBG
Ketua Pos Pengamatan Gunungapi Marapi Ahmad Rifandi buka suara soal letusan Gunung Marapi yang disebut terjadi secara tiba-tiba.
Ia menjelaskan, erupsi gunung api terkadang juga dipicu oleh kondisi bawah permukaan yang terjadi secara tiba-tiba.
Contohnya adalah masuknya air tanah secara tiba tiba ke kantung magma dangkal atau terpicu oleh gempa tektonik lokal.
Khusus letusan Gunung Marapi, pemicu erupsi yang sudah dipastikan saat ini adalah akumulasi tekanan sangat dangkal.
"Karena tidak terdeteksi peningkatan gempa VA (Gempa Vulkanik-Dalam) secara signifikan dan yang kedua tiltmeter yang bereaksi adalah tiltmeter puncak," jelas Ahmad kepada Kompas.com, Senin.
"Jadi dari tiltmeter terjadi peningkatan tekanan di kedalaman dangkal, namun pemicu pelepasan tekanan itu belum bisa kita tentukan karena dari data kegempaan tidak ada indikasinya," tambahnya.