Xarate dilaporkan mengatakan kepada polisi bahwa dia menyalakan api unggun untuk membuat kopi, namun kehilangan kendali atas api karena angin kencang.
Gubernur Cordoba, Juan Schiaretti, mengatakan 99 persen kebakaran yang terjadi di wilayah tersebut setiap tahunnya disebabkan oleh kesengajaan, baik karena tindakan yang disengaja atau karena tidak bertanggung jawab.
Kebakaran hutan telah menyebar dengan cepat di provinsi ini karena kombinasi panas dan angin kencang.
Sebagian besar Amerika Selatan, termasuk Argentina, Brazil, Paraguay dan Bolivia telah terkena dampak suhu di atas 40 derajat Celsius pada Agustus dan September.
Kelompok ilmiah World Weather Attribution mengatakan perubahan iklim membuat gelombang panas 100 kali lebih mungkin terjadi, dan meningkatkan suhu rata-rata di wilayah tersebut sebanyak 4,3 derajat Celsius.
Terdapat lima kebakaran aktif di provinsi Cordoba pada Selasa (10/10/2023), kata Badan Manajemen Kebakaran Nasional Argentina.
"Saya menyerukan kepada masyarakat untuk menghormati indikasi petugas pemadam kebakaran dan pihak berwenang yang bekerja di daerah yang terkena dampak," tulis Schiaretti di media sosial.
“Yang paling penting adalah menyelamatkan nyawa."
"Di mana pun evakuasi diperlukan, hal itu akan dilakukan.”
Air, makanan, kasur dan selimut telah dikirim ke daerah yang terkena dampak oleh pemerintah provinsi.
“Kami meminta agar tindakan pencegahan diambil semaksimal mungkin, karena kondisi cuaca sedang buruk,” tulis pemerintahan Cordoba dan menteri keamanan, Julian Lopez, di media sosial.
(*)
Baca juga: Masuk 13 Hari Kebakaran di TPA Sumompo Manado Sulawesi Utara, Api Mulai Padam
Baca juga: Fakta Kebakaran di Kompleks Vihara Buddhayana Kakaskasen Tomohon, 4 Bangunan Terbakar
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com
Baca Berita Lainnya Via Google News
Berita Terbaru Tribun Manado disini