Penulis: dr Muhammad Awaludin, SpPD, M.Pd
(Dosen Fakultas Kedokteran Unsrat Divisi Psikosomatik & Paliatif Medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam)
INSOMNIA memiliki hubungan dua arah dengan masalah kesehatan mental. Kurang tidur dapat memicu masalah kesehatan mental, seperti gangguan bipolar, depresi, dan kecemasan, serta masalah kesehatan mental dapat memperburuk insomnia atau gangguan tidur lainnya.
Jadi, kedua kondisi tersebut mudah terjebak dalam lingkaran setan. Insomnia merupakan gangguan yang menyebabkan penderitanya kesulitan atau tidak bisa tidur dengan baik meskipun memiliki waktu luang. Gangguan itu juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan suasana hati.
Hal ini tentu dapat mengakibatkan kualitas hidup dan rutinitas sehari – hari jadi tidak efektif dan optimal. Kendati mengakibatkan kurang tidur, kebiasaan begadang dan insomnia adalah dua kondisi yang berbeda. Begadang adalah kebiasaan yang buruk umumnya didorong atas kemauan sendiri dan hanya membuat seseorang memiliki jam tidur tidak teratur.
Insomnia adalah gangguan tidur yang mengakibatkan penderitanya tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup optimal dalam satu hari itu.
Gangguan tidur ini juga berdampak pada kesehatan fisik maupun mental, seperti mudah merasa lelah, penurunan sistem kekebalan tubuh, kurang fokus, gangguan kecemasan atau anxiety disorder.
Gejala Insomnia
Insomnia berbeda dengan kesulitan tidur biasa. Insomnia sebagai salah satu jenis gangguan tidur dapat menunjukkan gejala sebagai berikut:
- merasa sulit untuk tertidur, tetap tertidur, atau keduanya
- bangun setelah beberapa jam tidur, namun tidak merasa segar
- mengalami kelelahan dan kesulitan berfungsi sepanjang hari.
Kualitas tidur memainkan peran penting dalam kesejahteraan individu secara keseluruhan. Tidak mendapatkan jumlah jam tidur yang dibutuhkan secara teratur dapat berdampak cukup besar pada kesehatan mental dan fisik, belum lagi kualitas hidup.
Akibatnya, Anda mungkin mulai mengalami gejala lain, termasuk kelelahan, lekas marah dan perubahan suasana hati lainnya, kesulitan berkonsentrasi atau mengingat sesuatu.
Jenis Insomnia
Para ahli menggambarkan insomnia dalam beberapa cara berbeda, bergantung pada karakteristik spesifiknya. Berikut beberapa jenis yang sering dibicarakan.
Insomnia akut, mengacu pada kesulitan tidur jangka pendek yang berlangsung tidak lebih dari beberapa minggu.
Penyebabnya, antara lain, adalah stres, peristiwa yang menjengkelkan atau traumatis, perubahan kebiasaan tidur (seperti pindah ke rumah baru), rasa sakit atau penyakit fisik, penat terbang (Jet Lag)
Insomnia kronis, mengacu pada insomnia yang memengaruhi tidur Anda selama tiga hari atau lebih setiap minggu secara teratur, biasanya untuk jangka waktu tiga bulan atau lebih.
Insomnia kronis dapat terjadi dengan sendirinya atau sebagai akibat dari kondisi nyeri kronis, seperti radang sendi atau sakit punggung, masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, atau gangguan penggunaan zat.
Insomnia perilaku pada masa kanak-kanak, melibatkan kesulitan yang konsisten untuk tertidur, menolak untuk pergi tidur, atau keduanya. Anak-anak dengan kondisi ini sering mendapat manfaat dari mempelajari strategi menenangkan diri dan mengikuti rutinitas tidur yang teratur.
Sleep apnea dan gangguan tidur lainnya.
Ini biasanya dipicu oleh kondisi kesehatan seperti diabetes, kanker, penyakit refluks gastroesofagus (GERD), atau penyakit kardiovaskular. I
nsomnia juga dapat bersifat primer (idiopatik) atau sekunder (komorbid). Insomnia primer tidak memiliki penyebab yang jelas atau kondisi kesehatan fisik atau mental yang ada.