Transfusi yang dilakukan juga akan meningkatkan risiko terkena penyakit yang ditularkan oleh darah yang terkontaminasi.
Memiliki kelainan bentuk tulang
Thalasemia akan menyebabkan sumsum tulang mengembang sehingga ukuran tulang akan membesar.
Akibatnya, struktur tulang akan berubah, khususnya pada area wajah dan tulang tengkorak.
Kondisi ini juga akan membuat tulang menjadi lebih tipis dan rapuh sehingga meningkatkan risiko patah tulang.
Mengalami pembesaran limpa
Limpa merupakan salah satu organ tubuh yang membantu dalam melawan infeksi dan menyaring senyawa yang tidak berguna, seperti sel darah yang rusak.
Penderita thalasemia umumnya memiliki sel darah merah yang mudah rusak sehingga menyebabkan limpa membesar dan bekerja lebih keras daripada biasanya.
Pembesaran limpa akan membuat gejala anemia yang dirasakan menjadi lebih serius dan menurunkan kualitas sel darah merah yang didapatkan dari transfusi sehingga perlu dilakukan pengangkatan limpa.
Mengalami pertumbuhan yang lambat
Gejala anemia yang muncul pada penderita thalasemia, khususnya pada anak-anak, bisa mengganggu perkembangan tubuh serta memperlambat masa pubertas.
Meningkatkan risiko penyakit jantung
Penderita thalasemia juga memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami gangguan irama jantung atau aritmia, dan gagal jantung kongestif.
Baca juga: Franky Wongkar Ingatkan ASN Minsel Sulawesi Utara untuk Perbaiki Kinerja dan Etos Kerja
Baca juga: Bupati Evangelian Sasingen Rotasi Kepala Puskesmas dan Kepala Sekolah di Sitaro
Penderita thalasemia minor atau ringan yang tidak memiliki gejala umumnya bisa beraktivitas seperti biasa tanpa memerlukan pengobatan dan perawatan tertentu.
Namun, penderita yang memiliki gejala sedang hingga berat perlu mendapatkan pengobatan dan perawatan medis secara teratur untuk mencegah terjadinya bahaya thalasemia di atas.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Bahaya Thalasemia yang Perlu Diwaspadai".
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.