Sosok Tokoh

Sosok Agustinus Jilah, Panglima 'Pangalangok' Pasukan Merah Dayak, Simbol Perjuangan Masyarakat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Agustinus Jilah, Panglima 'Pangalangok' Pasukan Merah Dayak, Banyak yang menganggap Panglima Jilah sebagai simbol perjuangan masyarakat dalam mencari keadilan di tanah leluhurnya.

Sebaliknya, Panglima Jilah adalah sosok rendah hati dan selalu mengutamakan kedamaian satu sama lain.

Ia sangat ramah, murah senyum, peduli dengan masyarakat dan lingkungannya.

Bersama Pasukan Merah yang dipimpinnya, Panglima Jilah terus menghidupkan tradisi dan adat istiadat yang mulai tergerus jaman.

Ia merangkul kaum muda untuk bersama-sama menghidupkan adat budaya serta melestarikan hutan Kalimantan.

Lalu siapakah yang layak menjadi Pasukan Merah?

Ternyata menjadi Pasukan Merah tidak semudah yang dibayangkan.

Ada tahapan seleksi dan harus memenuhi sejumlah persyaratan baru bisa menjadi Pasukan Merah.

Selain seleksi kemampuan fisik, Pasukan Merah harus rendah hati, tidak radikalis, membela yang benar, dan menjadi garda terdepan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.

Jika melanggar satu saja syarat-syarat tersebut, maka dipastikan si pelanggar dikeluarkan dari Pasukan Merah

Cara membuat minyak ubud Ida Dayak

Lebih lanjut, Panglima Jilah membeberkan jika Minyak Ubud didapat dari anak burung yang baru menetas.

"Minyak Ubud itu merupakan minyak dari anak burung yang baru netes, jadi anak ubud itu diambil, dipatahkan tulangnya, nanti besok tulangnya akan nyambung lagi,"

"Nanti anak ubud itu kita oseng, nanti kita ambilnya hari Jumat, lalu kita oseng lalu buatlah minyak untuk nolongin orang, patah tulang, bengkok," ujar Panglima Jilah.

Menurut Panglima Jilah, Ida Dayak mendapat karunia dari jumbata untuk menolong orang.

Halaman
1234

Berita Terkini