Penanganan Stunting

Angka Stunting di Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara Turun Sejak 4 Tahun Terakhir

Penulis: Nelty Manamuri
Editor: Isvara Savitri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe dr Rinny Tamuntuan

TRIBUNMANADO.CO.ID, SANGIHE – Tahun 2019-2022 angka stunting di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, mengalami penurunan.

Pemerintah Kabupaten Sangihe melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sangihe berhasil menurunkan angka stunting pada tahun 2022.

Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) di tahun 2019 angka stunting di Sangihe 17,71 persen.

Kemudian di tahun 2020 turun 4,4 persen menjadi 13,31 persen.

Di tahun 2021 turun lagi sebanyak 5,01 persen menjadi 8,3 persen.

Untuk tahun 2022 angka stunting di Sangihe menjadi 4,27 persen atau turun 4,03 persen dari tahun 2021.

Sesuai data E-PPGBM yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sangihe, hasil pengukuran stunting di 17 puskesmas Sangihe, pada bulan Februari 2022 total ada 308 kasus.

Selanjutnya pengukuran di Agustus 2022 turun menjadi 278 kasus dengan persentase 4,27 persen.

Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe, Rinny Tamuntuan, merasa sangat bersyukur ada penurunan kasus stunting di Sangihe.

Namun dia tetap meminta perhatian dan keterlibatan semua pihak, baik dari penanganan tenaga dokter spesialis seperti dokter kehamilan sampai pada kelahiran anak.

Baca juga: Jalur Pedestrian di Manado Sulawesi Utara Bergaya Eropa, Warga Senang

Baca juga: Pendaftaran Paskibraka Boltim Dibukan hingga 3 Maret 2023, Berikut Persyaratan

Asupan gizi dari tenaga gizi dan juga kondisi psikologi itu sangat penting perannya dalam percepatan pencegahan dan penurunan angka stunting di Sangihe.

“Kerja sama pemerintah kabupaten, kecamatan, sampai di tingkat kampung, kelurahan, serta puskesmas sangat dibutuhkan. Agar target penurunan stunting hingga 14 persen di tahun 2024 dari pemerintah pusat dapat tercapai,” tegas Rinny Tamuntuan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah (PPKBD) Sangihe, dr Jopy Thungari MKes, selaku Ketua Tim Audit Kasus Stunting Sangihe menjelaskan, dalam setahun tim melakukan pengukuran dua kali, yakni di bulan Februari dan Agustus.

“Jadi setiap kali pengukuran di wilayah 17 puskesmas telah terjadi penurunan angka kasus stunting di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dan saat ini masih dilakukan rembuk stunting di kecamatan untuk menggalang komitmen dari seluruh stakeholder agar peduli serta mencari faktor yang menjadi penyebab sampai timbulnya stunting di wilayah tersebut,” jelas Jopy Thungari.

Jopy Thungari juga meminta para kapitalaung atau kepala kampung agar mengalokasikan lewat dana desa terkait program penanggulangan stunting di desa-desa.

Anak-anak stunting Kota Bitung diperiksa di Rumah Sakit RW Monginsidi Manado, Sulawesi Utara, didampingi Kodim 1310/Bitung. (Tribunmanado.co.id/Istimewa)

“Misalnya dalam pemberian makanan tambahan ataupun memperhatikan pekerjaan dari kader-kader tim pendamping keluarga, supaya bisa teratasi semuanya,” ujar Jopy Thungari.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkini