Menurut Arif, Anies pun terlihat sebenarnya mengetahui perjanjian yang dia sepakati itu.
Hal ini terlihat dari pernyataan Anies selama ini yang selalu bilang tidak akan melawan promotornya Prabowo dalam kontestasi politik.
"Mungkin bisa dikatakan Anies lupa bahwa Prabowo orang yang telah menjadi promotornya dalam Pilgub DKI yang berjasa besar mengantarkan menjadi Gubernur," katanya.
Menurut Arif, Anies pun perlu hati-hati dengan dengan diungkapnya perjanjian itu oleh Sandiaga. Sebab publik bisa jadi akan melihatnya negatif.
"Ini tentu akan menimbulkan persepsi negatif bahwa Anies adalah orang yang ambisius mengejar kekuasaan," ujarnya.
Sandiaga Ungkit Perjanjian Anies-Prabowo
Di saat Anies Baswedan sudah mengantongi tiket maju Pilpres 2024, secara tiba-tiba dalam sebuah podcast Sandiaga Uno mengungkit perjanjian Anies dan Prabowo Subianto .
Perjanjian tersebut kabarnya berisi kesepakatan antara Prabowo dan Anies soal Pilpres.
Anies disebut-sebut tidak akan maju apabila Prabowo ikut dalam kontestasi Pilpres.
Hal itu lantaran Anies saat Pilkada DKI 2017 diusung Gerindra dan PKS.
Terkait isi perjanjian tersebut, Sandiaga enggan membocorkannya.
Menurut Sandiaga isi perjanjian sebaiknya ditanyakan kepada yang memegang dokumen saat ini yakni ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.
“Saya rasa lebih etis untuk disampaikan oleh mungkin bisa ditanyakan ke pak Fadli atau pak Dasco,” kata Sandiaga usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (30/1/2023).
Sandiaga mengaku menyampaikan soal perjanjian tersebut karena ditanya dalam sebuah podcast.
Ia tidak bermaksud membongkar perjanjian yang dibuat menjelang pendaftaran Pilkada DKI 2017 itu.