Sebab penyangkalan emosi negatif dalam jangka panjang hanya akan membuatnya menumpuk dan meledak secara tak terduga.
Toxic positivity dapat membuat kita terjebak dalam situasi atau hubungan yang buruk.
Jika kita terus melontarkan kalimat penyemangat yang bersifat menghakimi, hal itu hanya akan membuat hubungan kita dengan orang lain menjadi tidak nyaman.
Kita juga akan sulit bersosialisasi dengan mereka.
Toxic positivity juga dapat menghambat potensi diri.
Saat seseorang berusaha meredam emosi negatif yang dimilikinya, ia tanpa sadar telah menghambat dirinya untuk berusaha menjadi lebih baik lagi.
Sebab ia tidak belajar apapun dan hanya terus meyakinkan dirinya untuk berpikir positif.
Hal berbeda terjadi pada seseorang yang meluapkan emosinya ketika sedang tertimpa kemalangan.
Dengan mengeluh, ia akan belajar untuk mengatur emosinya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Selain itu, toxic positivity juga dapat menyebabkan rasa bersalah yang tidak perlu.
Misalnya jika kamu tidak menemukan cara untuk merasa positif ketika sedang mengalami kemalangan, kamu akan merasa telah melakukan sesuatu yang salah.
Padahal bisa saja hal itu bersumber dari orang lain atau lingkungan sekitar.
Demikian penjelasan, ciri-ciri hingga bahaya toxic positivity yang perlu kita ketahui.
Dalam artikel selanjutnya, TribunJatim.com akan menghadirkan beberapa tips untuk menghadapi perilaku toxic positivity, jadi pastikan untuk memantau update-nya di sini ya!
Telah tayang di TribunJatim.com