News Analysis

HET Dicabut, Pengamat Ekonomi Sulut Sebut Harga Minyak Goreng akan Turun

Penulis: Isvara Savitri
Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekonom Unima, Dr Robert Winerungan

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah pusat resmi mencabut harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sejak Rabu (16/3/2022).

Usai HET dicabut, stok minyak goreng di beberapa daerah tampak normal kembali.

Hal ini menimbulkan kecurigaan penimbunan minyak goreng kemasan saat HET masih diterapkan.

Pengamat Ekonomi, Robert Winerungan, mengatakan bahwa kemungkinan tersebut bisa saja terjadi.

"Namun, mudah-mudahan bukan itu yang terjadi," ujar Robert, Kamis (17/3/2022).

Di sisi lain, Robert berpendapat masyarakat tak perlu khawatir lagi stok minyak goreng terbatas, karena saat ini tersedia cukup banyak di pasaran.

Harga minyak goreng yang disesuaikan dengan harga pasaran membuat pemerintah juga tidak terbebani subsidi lagi.

"Kalau memang mau menyubsidi, benar-benar untuk orang yang tidak mampu," lanjut Robert.

Jika pemerintah terus memberikan subsidi minyak goreng kemasan, bagi Robert justru yang mendapat keuntungan adalah produsen.

Hal tersebut karena sejatinya, pemerintah justru memberikan subsidi kepada produsen minyak goreng, bukan kepada masyarakat.

Jika harga minyak goreng kemasan di pasaran naik, otomatis masyarakat akan mengurangi penggunaan minyak goreng karena disesuaikan dengan daya beli.

Ketika masyarakat sudah banyak mengurangi pembelian minyak goreng, maka dengan sendirinya harga minyak goreng akan turun, sebab stok minyak goreng di pasaran sudah normal bahkan melimpah.

Apalagi, saat ini ketersediaan bahan baku minyak goreng, crude palm oil (CPO) sudah banyak tersedia.

"Pemerintah juga sudah mengatur bahwa 30 persen CPO harus dijual ke pabrik minyak goreng," tutur Robert.

Robert juga berharap, harga CPO dunia tidak turun karena bisa berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

Kenaikan harga minyak goreng ini tak akan berlangsung lama jika produksi kelapa sawit sudah membaik.

"Semakin banyak orang menanam kelapa sawit, maka produksinya akan semakin banyak dan berpengaruh juga terhadap produksi minyak goreng," pungkas Robert. (*)

Kapolres Minsel: Tidak Ada Penindakan Terhadap Petani Captikus yang Punya Izin

Minyak Goreng Langka, Warga Minut Harap Pemerintah Sidak Langsung dari Pembuatnya

Tak Terima Tuntutan Jaksa, Olivia Nathania Ajukan Pledoi

Berita Terkini