Anies memilih tanah Kampung Akuarium karena melambangkan Republik Indonesia digagas oleh kaum terdidik dan diperjuangkan oleh semua rakyat Indonesia.
"Republik ini memang digagas oleh kaum terdidik, tapi diperjuangkan dan dipertahankan oleh semua, termasuk oleh rakyat kebanyakan, yang cucuran keringatnya sering tak ditulis dalam buku-buku sejarah," kata Anies lewat akun Facebook resminya, Minggu (13/3/2022).
Tanah itu diambil oleh ibu-ibu warga Kampung Akuarium di pesisir utara Jakarta.
Anies mengatakan, tanah dari Kampung Akuarium menghadirkan harapan pembangunan kota baru akan menjadi ibu kota dan tidak memarjinalkan rakyat kecil.
Untuk diketahui, Kampung Susun Akuarium yang dulunya bernama Kampung Akuarium digusur Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 11 April 2016.
Penggusuran dilakukan karena Ahok ingin membangun sheetpile di tempat berdirinya bangunan warga di samping Museum Bahari dan Pasar Ikan.
Tanggul juga harus dibangun untuk mencegah air laut masuk.
5. Ridwan Kamil bawa air dan tanah dari 27 daerah
Sementara, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membawa tanah dan air dari 27 kabupaten dan kota di Jabar.
Ridwan menjelaskan, air dan tanah itu merupakan simbol bahwa Jabar akan menjadi satu dengan daerah lain dalam bentuk persatuan.
"Ini menyimbolkan, tanah dan air dari Jawa Barat akan bersatu dalam tanah Ibu Kota Nusantara," kata Kang Emil, sapaan akrabnya.
6. Sri Sultan bawa tanah dan air dari Keraton
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X membawa tanah dan air yang berasal dari DIY untuk disatukan dengan tanah dan air dari seluruh daerah di penjuru Indonesia.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji mengungkapkan, tanah dan air yang dibawa oleh Sultan berasal dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Yang dari Yogyakarta (tanah dan air) diambil dari Keraton, nggih," kata Ditya.