Berita Heboh

Insiden Wadas Pengaruhi Elektabilitas Ganjar Pranowo, Pengamat: Mencoreng Citra Dekat dengan Rakyat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Insiden Wadas Pengaruhi Elektabilitas Ganjar Pranowo, Pengamat: Mencoreng Citra Dekat dengan Rakyat

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kini tengah di-bully akibat puluhan warga Desa Wadas diamankan oleh Polda Jateng. 

Menjadi pertanyaan banyak pihak, kemana Bupati Purworejo Agus Bastian saat warganya diamankan oleh aparat kepolisian terkait konflik lahan di Desa Wadas.

Hingga kini, masih menjadi tanda tanya.

Baca juga: Akhirnya Terungkap saat Warga Desa Wadas Dikepung Aparat, Ada yang Dikejar Anjing dan Lari ke Hutan

Ganjar Pranowo mengaku sempat bertanya aktivitas yang dilakukan oleh warga Desa Wadas yang diamankan.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai, insiden di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah pada Selasa (8/2/2022) dapat menghambat elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ray memprediksi, elektabilitas Ganjar dapat tertahan dalam beberapa waktu bulan.

"Saya merasa bahwa peristiwa Wadas itu setidaknya kalau tidak membuat elektabilitas Pak Ganjar menurun, ya berimplikasi pada tertahannya elektabilitas yang bersangkutan," kata Ray dalam sebuah acara diskusi, Jumat (11/2/2022).

Ray berpendapat, hal itu disebabkan peristiwa Wadas mencoreng citra Ganjar yang selama ini menonjolkan dirinya sebagai sosok yang dekat dengan rakyat.

"Tiba-tiba Pak Ganjar menjadi elitis sedemikian rupa sehingga ikon calon pemimpin merakyat itu menurut saya akan sulit kembali menaikkan pamor Pak Ganjar di masa yang akan datang ya," ujar Ray.

Untuk itu, menurut Ray, Ganjar membutuhkan waktu untuk bisa menampilkan dirinya di luar sosok pemimpin merakyat yang selama ini ditonjolkannya.

Seperti diketahui, berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, Ganjar hampir selalu berada di papan atas survei elektabilitas calon presiden, bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Namun, dalam beberapa hari terakhit Ganjar menjadi sorotan setelah adanya pengerahan aparat bersenjata lengkap ke Desa Wadas untuk mengamankan pengukuran lahan di sana.

Peristiwa itu diwarnai tindakan represif aparat kepada warga dan penangkapan terhadap 64 warga meski akhirnya dibebaskan.

Ganjar sendiri telah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut.

"Saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat Purworejo dan wabilkhusus kepada masyarakat di Desa Wadas," kata Ganjar Pranowo dalam konferensi pers, seperti dilansir dari Kompas TV, Rabu (9/2/2022).

250 Anggota Polisi Bersenjata Lengkap Ditarik dari Desa Wadas

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi telah menarik 250 personel kepolisian yang sebelumnya diterjunkan untuk mengawal proses pengukuran lahan yang bakal dijadikan pertambangan andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Jumat (11/2/2022).

Luthfi memastikan, tugas aparat kepolisian yang sebelumnya datang dengan senjata lengkap dengan maksud mengawal petugas dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) itu sudah selesai.

"Pengukuran sudah selesai, masyarakat sudah normal kembali, satgas kita sudah kita tarik," kata Luthfi, di Mapolda Jawa Tengah, Jumat.

Luthfi menyebut, saat ini hanya ada sejumlah petugas kepolisian yang masih bertugas di Desa Wadas untuk melakukan pengamatan dan kegiatan sosial.

Lutfhi juga membantah ada posko pengamanan yang didirikan di Desa Wadas.

"Enggak ada posko, biasa saja kita akan melakukan pendekatan dialog yang dimpimpin oleh Pak Ganjar. Kita akan mengawasi, pengukuran sudah selesai. Clear tidak ada apa-apa," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, 250 aparat kepolisian bersenjata lengkap diterjunkan untuk mengawal proses pengukuran lahan di Desa Wadas.

Polisi ditugaskan untuk mendampingi tim dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang akan melakukan pengukuran lahan penambangan andesit untuk pembangunan Bendungan Bener.

Kericuhan terjadi saat BPN hendak melakukan pengukuran tanah.

64 warga desa ditangkap pada Selasa, sebelum akhirnya dilepaskan keesokan harinya.

Warga yang ditangkap menolak penambangan batu andesit di desa mereka karena akan merusak lingkungan.

Adapun batuan andesit diambil dari bukit Desa Wadas sebagai material Bendungan Bener di Purworejo. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Terkini