Penangkapan dilancarkan saat Desmond tengah turun dari mikrolet yang ia tumpangi.
Setelah tertangkap, Desmond dalam keadaan tangan terikat dan mata dibalut kain hitam dibawa ke markas Kopassus di Cijatung.
Selama di markas, Desmond banyak menerima siksaan fisik, salah satunya dipukul. Ia juga dibawa ke sel bawah tanah.
Setelah itu, Kapten Fauzani memerintahkan Kapten Yulius untuk menangkap Aan Rusdianto, aktivis Partai Rakyat Demokratik di Rusun Klender.
Malam itu, Kapten Yulis menyamar sebagai pak RT.
Ia mengetuk pintu rumah Aan. Sesaat begitu pintu dibuka, Aan langsung ditangkap dan dibawa ke markas.
Selain Aan, rupanya Nezar juga sedang berada di rumah tersebut. Ia kemudian turut ditangkap.
Keduanya dibawa ke markas dan tiba sekitar pukul 20.30.
Kapten Yulis memerintah Kapten Djaka untuk tetap di Rusun Klender, barangkali masih ada orang yang akan datang.
Sayangnya, ketika Kapten Djaka hendak masuk ke unit yang disewa aktivis PRD tersebut, sudah lebih dulu ada petugas Koramil Duren Sawit.
Mereka menangkap Mugiyanto yang sedang berada di dalam kamar.
Setelah Aan dan Nezar, pada 4 Februari Pius Lustrilanang berhasil diciduk oleh Tim Mawar di depan RS Cipto Mangunkusumo di Salemba, Jakarta Pusat.
Setelah Pius, disusul Haryanto Taslam yang diculik pada 8 Maret 1998.
Taslam merupakan salah satu aktivis PDI Pro-Megawati.
Penculikan selanjutnya terjadi pada 12 Maret 1998. Faisol Riza dan Raharja Waluyo Jati tertangkap di RS Cipto Mangunkusumo.
Usai menulik kedelapan orang tersebut, pada 27 Maret, atas perintah Mayor Bambang, Kapten Fauzani diminta menangkap Andi Arief.
Andi Arief adalah ketua umum Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi dan Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik.
Andi Arief ditangkap di rumah kakaknya. Ia kemudian dibawa ke markas dan ditahan di sel bawah tanah.
Aktivis yang Pulang
Tidak hanya berjumlah sembilan orang, ternyata ada sekitar 14 aktivis yang ditahan Tim Mawar di Markas Kopassus Cijantung, salah satunya adalah Wiji Thukul.
Keberadaan Wiji Thukul sampai saat ini juga masih belum diketahui.
Namun, sembilang orang tersebut berhasil kembali ke rumah mereka masing-masing dengan selamat.
Desmond, Pius, Haryanto, Raharja, dan Faizol Riza yang disekap selama kurang lebih 1,5 - 2 bulan dipulangkan ke kampung halamannya.
Sedangkan Aan Rusdianto, Mugiyanto, dan Nezar Patria, yang disekap selama tiga hari diserahkan oleh Tim Mawar ke Polda Metro Jaya pada 15 Maret.
Ketiganya baru dibebaskan 5 Juni 1998.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Profil Mayjen Untung Budiharto, Eks Tim Mawar yang Kini Jadi Pangdam Jaya" dan di Kompas.com dengan judul "Tim Mawar, Penculik Para Aktivis 1998"