TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Diskusi daring bertema "Pertautan Yahudi, Kristen, Islam: Siapa Memengaruhi Siapa?” menjadi tema hangat kegiatan Expert Talks (ET) Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STFSP), Kamis (29/9/2021).
Diskusi penutup bulan September 2021 ini menghadirkan pembicara utama Dr Bambang Noorsena, pendiri Institute for Syriac Culture Studies (ISCS).
Kegiatan yang dimoderatori David Manewus, pengurus Ikal STFSP, tersebut turut diikuti kalangan umum.
Selain dua penganut agama besar di Indonesia yaitu Islam dan Kristen, kegiatan juga diikuti oleh komunitas Israel-Indonesia yang biasa hidup bersama dengan masyarakat Yahudi.
Hadir pula berbagai anggota gereja dan denominasi seperti Katolik, Ortodoks, GMIM, GPKB, JKI, GKPI, GKRI, GPdI, GBI, GKMI, GSJA dan GKJI.
Peserta juga datang dari berbagai universitas, sekolah tinggi yang mempunyai fakultas teologi dan filsafat, juga universitas dan sekolah tinggi umum lainnya.
Mereka berasal dari STFSP, STP Don Bosco Tomohon, Fakultas Teologi UKIT Wenas, Fakultas Teologi UKIT YPTK, Unika De La Salle, Unsrat, IAKN, STP-IPI Malang, Unika Soegijapranata, Universitas Kristen Maranatha, IPDN, STAKAN Pontianak, STGH, STT Katharos, STT Philadelphia, dan Unipa.
Hadir pula Institute for Syriac Culture Studies (ISCS), Ikatan Alumni Katolik Universitas Indonesia (UI), Seminari Kakaskasen, NU, Kementerian Agama, Boanerges, GMNI, PMKRI, Biara Mahabbah, Kawanua Katolik, Pondok Pesantren, Rumah Bhineka, pengurus gereja, atas nama pribadi dan atas nama berbagai profesi.
Bambang memantik dengan materi yang bersumber dari sumber netral.
Ia memberikan materi dari pendekatan teologis, historis dan antropologis.
Ia memulai dari sumber di luar kitab suci yang membuktikan Israel sudah ada sejak zaman sebelum masehi. Tapi, itu belum dalam pergertian agama.
Bambang juga menceritakan soal pecahnya golongan-golongan Yahudi seperti Samaria, Eseni dan Saduki karena berbagai alasan.
Selain itu, soal terbentuknya dua kelompok yaitu Kristen Yahudi dan Kristen bukan Yahudi.
Tentang pertautan dengan Islam, ia berbicara soal keperawanan Maria.
Soal pertautan, ia tidak mempersoalkan jika ada ajaran berbeda.
"Kita tidak sama tapi dapat bersama," katanya.
Kegiatan dengan format baru ini (setelah webinar di tahun lalu) diadakan untuk pencerahan masyarakat.
Wahana diskusi dengan para ahli tentang tema utama refleksi “STFSP 2021-2022: Membangun Manusia” ini pada bagian awal menghadirkan Dr Paul Richard Renwarin, antropolog, teolog dan akademisi STFSP, Selasa (17/8/2021).
Ia memberikan perspektif tentang bagaimana seharusnya Gereja membangun manusia dan bukan gedung.
Sebagai moderator saat itu Ketua Ikal STFSP Simon Wenehenubun.
Expert Talks kedua digelar pada Selasa (24/8/2021) yang turut dihadiri Prof Dr Agustinus Purna Irawan, Rektor Universitas Tarumanegara (UNTAR) dan Ketua Umum Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI).
Ia memantik diskusi tentang "Kaum profesional Katolik dalam Gereja: entahkah mereka diberdayakan atau diperdaya?"
God Samderubun, pengurus IKAL STFSP bidang SDM ini memoderatori kegiatan yang mengulik topik untuk menemukan posisi profesional Katolik yang selayaknya dalam Gereja.
Expert Talks 3, Selasa (31/8/2021), menghadirkan Romo Bonefasius Boro Bin Ola Pr.
Ia memantik tema "Militansi pemimpin muda Katolik, masih relevankah?".
Sebagai moderator giliran Rini Kumendong, guru di Kota Tomohon.
Expert Talks 4, Selasa (7/9/2021), membahas "Didiklah Mereka: Jangan Banyak Alasan" dengan pembicara utama Paschal Tethool SS, praktisi inovasi pembelajaran untuk membantu sekolah yang kesulitan bertahan.
Selanjutnya Expert Talks 5, Selasa (14/9/2021), berjudul "Misi Yesus di pundak para penyiar Agama Katolik: Apa kabarnya kini?".
Diskusi yang dimoderatori Herry Meti, Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara, menghadirkan pembicara utama Drs Heinrich Saneba MPd, seorang penyuluh Agama Katolik Kota Manado.
Lalu Expert Talks 6 mengangkat tema “Yesus membebaskan, Gereja membelenggu?” menghadirkan Pastor Gino Farneubun MTh.
Imam Misionaris Hati Kudus Yesus ini sedang menyelesaikan studi doktoral bidang teologi Asia di Manila, Filipina.
Sedianya kegiatan dilaksanakan pada Selasa (21/9/2021) tapi mengingat adanya kedukaan karena meninggalnya Pastor Melki Toreh MSC, ET diundur ke hari Jumat (24/9/ 2021).
Dalam tujuh kali ET, tamu-tamu penting sering hadir dari luar Ikal.
Adrianus Eliasta Sembiring Meliala, pakar di bidang kriminologi dan kepolisian, serta tercatat sebagai dosen di Departemen Kriminologi Universitas Indonesia menghadiri ET soal militansi pemimpin muda.
Sekretaris Daerah Kabupaten Talaud Anis Kamagi juga hadir dalam kegiatan ini.
Begitu juga Pastor Tuan Kopong, pewarta terkenal yang sementara berada di Filipina.
Antonius Joenoes Supit, Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Kamar dagang dan industri Indonesia (Kadin) hadir dalam ET soal pendidikan.
Begitu juga Frater Rofinus Banunaek (Indonesia), Sekretaris Dewan Pimpinan Umum Kongregasi CMM yang berkedudukan di Tilburg, Belanda, hadir juga dalam ET yang sama. (*)
Baca juga: Peran CIA Dalam Peristiwa G 30 S PKI, Punya Tujuan Utama Singkirkan Soekarno
Baca juga: Gubernur Rusli Kecewa Risma Marah-marah Datang ke Gorontalo: Jangan Kelakuan Seperti Itu Dong
Baca juga: Masih Ingat Laura Lazarus? Eks Pramugari Cacat Karena Kecelakaan Pesawat, Kabar Kini Berubah Drastis