Kemudian atas kesepakatan tersebut, mahasiswa kemudian menggelar mimbar bebas.
Isi mimbar bebas itu menuntut pemerintah untuk secepatnya melaksanakan reformasi politik, ekonomi, dan hukum, serta menuntut dilaksanakannya Sidang Umum Istimewa MPR.
Hingga sekitar pukul 17.00 WIB, aksi damai universitas ini berjalan tenang tanpa ketegangan antara mahasiswa dan aparat keamanan.
Ada yang bercanda dengan aparat keamanan, membagikan botol minuman, bahkan berfoto bersama mereka.
Di jam yang sama para pimpinan mahasiswa dan petugas keamanan menyepakati untuk menyudahi aksi.
Lalu kesepakatan diumumkan.
Terdengar letusan senjata
Namun, karena jumlah mahasiswa yang begitu banyak, sementara pintu masuk yang tersedia sangat kecil, rombongan mahasiswa pun berjalan sangat lambat.
Sekitar 70 persen dari peserta aksi ini sudah berhasil masuk ke dalam kampus.
Tiba-tiba dari arah belakang mahasiswa (yang masih berada di depan kantor Wali Kota) terdengar letusan senjata para petugas.
Mahasiswa yang bingung atas keadaan tersebut lari tunggang langgang ke dalam kampus.
Bahkan ada yang berusaha melompat pagar jalan tol.
Beberapa mahasiswa yang tidak sempat lari dipukuli petugas. Bahkan salah seorang kameraman TV Yasushi Takahashi mengalami luka memar terkena pukulan petugas.
Mahasiswa yang marah atas peristiwa tersebut, dari dalam kampus kemudian melempari para petugas.
Pelemparan ini kemudian dibalas oleh aparat keamanan dengan melepaskan gas air mata dan menembaki para mahasiswa yang telah berada di dalam kampus.
• Sosok Elang Mulia Lesmana, Aktivis yang Tewas Tragedi Trisakti 1998, Mahasiswa Ahli di Jurusannya