Izzy menggambarkan bagaimana kondisi para pengungsi Papua Barat yang berada dalam beban trauma.
"Seperti kebanyakan pengungsi dari zona perang, 43 orang Papua Barat membawa beban trauma yang mencakup rasa bersalah yang selamat: mengapa saya aman ketika orang lain sekarat?," ungkap Izzy.
Menurut Izzy, dukungan militer Australia dan ekspor pertahanan ke Indonesia secara langsung berkontribusi pada penderitaan masyarakat di Papua Barat,
dan menyebabkan penderitaan besar bagi orang Papua Barat.
"Setiap orang Papua Barat-Australia yang saya temui terluka oleh 'konflik intensitas rendah'
yang berkecamuk atas akses ke sumber daya alam Papua sejak 1962," ujarnya.
Sementara itu, perusahaan senjata Thales punya tingkat ekspor dan jangkauan global yang tinggi.
Perusahaan Thales beroperasi di 56 negara, dengan pendapatan pertahanan sebesar US $ 9,25 miliar pada 2019 .
Barang ekspor besar Thales Australia adalah kendaraan bersenjata Bushmaster, termasuk senjata dan persenjataan.
Di tahun 2013, Thales menjual tiga kendaraan Bushmaster ke Kopassus dalam kesepakatan senilai A $ 2,7 juta yang ditengahi oleh kantor penjualan militer Australia.
Pada Oktober 2016, pejabat industri pertahanan Australia dan Indonesia menandatangani perjanjian untuk memproduksi Sanca, kendaraan bersenjata yang didasarkan pada Bushmaster.
Izzy Brown sendiri aktif dalam membela perjuangan rakyat Papua Barat.
Dia mengungkapkan, selama di Papua Barat pada 2013, dia bertemu dengan puluhan aktivis, mahasiswa, dan tahanan politik.
"Seruan mereka untuk perdamaian, keadilan dan kebebasan dari pemerintahan Indonesia dengan suara bulat," katanya.
Dia mengungkapkan keprihatinannya terhadap apa yang tengah dihadapi rakyat papua, terutama para wanita di sana.