Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID – Watu Panimbe sebuah batu yang berdiri tegak menjadi saksi sejarah asal-usul peradaban orang Tondano.
Batu yang terletak di Minawanua (Kampung Tua) di Tondano, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, tepat berada di bagian timur destinasi wisata monumen bersejarah Benteng Moraya Tondano.
Batu itu merupakan penanda sejarah berdirinya suatu komunitas adat, yakni komunitas adat Toudano atau Toulour.
Tonaas Rinto Ch Taroreh seorang pelestari budaya Minahasa banyak berkisah tentang batu itu.
Ia dan komunitasnya Waraney Wuaya bersama Mawale Cultural Center telah lama mengelilingi tanah Minahasa. Mereka mengungjungi situs-situs budaya masyarakat adat di tanah Minahasa.
Baca juga: ASN yang Nekat Mudik Bisa Berujung Didepak dari Pemkot Kotamobagu
Baca juga: Gempa Bumi Tadi Selasa (27/04/2021), BMKG: Tak Berpotensi Tsunami, Ini Magnitudo dan Lokasi Gempa
Baca juga: Mantan Sekum FPI Munarman Diringkus Polisi, Diduga Menggerakan Orang Ikut jadi Teroris
Membersihkan dan merawat situs sebagai penghormatan terhadap leluhur adalah semangat yang terpatri dalam hidup mereka.
“Watu Panimbe yang ada di Minawanua itu jadi penanda berdirinya suatu etnis, suatu komunitas, komunitas orang-orang Toulour. Kita pikir dari situ komunitas itu bermula,” ungkap Rinto Taroreh penerima Anugrah Kebudayaan Indonesia Tahun 2020 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai Pelestari Kawasaran.
Batu itu memang penanda sejarah. Di setiap daerah di Minahasa terdapat batu sejenis yang menjadi batu tanda berdirinya suatu kampung.
Baca juga: HEBOH, Banjir Diskon Harga HP iPhone di Akhir Bulan April 2021, Potongan hingga Rp 2 Juta, Buruan!
Baca juga: Peringatan Dini Besok Rabu 28 April 2021, BMKG: Ini 14 Wilayah yang Patut Waspada Cuaca Ekstrem
Baca juga: Vonnie Anneke Panambunan Dikabarkan Ditangkap, Ini Penjelasan Kejati Sulut
“Kalau di Tountemboan, ada watu Tumotowa atau di Tombulu dinamakan watu Tumani. Di Tondano sini disebut watu Panimbe,” kata Taroreh.
Bagi orang Tondano, Watu Panimbe memiliki nilai kultural. Nilai sejarah lahirnya kampung pertama di pesisir danau Tondano.
Dalam mendirikan kampung, orang Minahasa memiliki tatacara, melalui ritual adat dan meminta petunjuk dari Sang Pencipta.
Pemugaran situs Watu Panimbe oleh komunitas budaya dilakukan untuk menjaga agar penanda sejarah itu tidak rusak atau hilang.
Baca juga: Kartika Putri Menangis Lihat Suami Diisolasi di Kamar Belakang, Syok Dinyatakan Postif Covid 19
Baca juga: Setelah Kepala BIN Papua, Bharada Komang Gugur saat Baku Tembak dengan KKB Papua Jam 12.30 WIT
Baca juga: Setelah Kepala BIN Papua, Bharada Komang Gugur saat Baku Tembak dengan KKB Papua Jam 12.30 WIT
“Penanda budaya ini adalah miliki bersama yang harus dijaga bersama-sama,” ungkap Taroreh.
Lanjutnya, sebutan Panimbe bermakna sesuatu yang di berikan Sang Khalik sebagai ruang hidup.
Panimbe yang terletak di Minawanua TouLiang dan TouLimambot berdasarkan perhitungan silsilah telah berumur lebih dari seribu tahun. Hunian ini ditinggalkan setelah perang melawan Belanda setelah tahun 1908.