ditunjuk sebagai Komandan Resimen Jakarta di Cikampek.
Salah satu komandan kompinya adalah Lukas Kustaryo yang membawahi Karawang-Bekasi.
Sementara Kharis Suhud, yang sebelumnya seorang petugas Perusahaan Jawatan Kereta Api,
juga bergabung dengan BKR dan diangkat menjadi Komandan Kompi Purwakarta.
Lukas Kustaryo dikenal dengan kegigihan, bahkan membuatnya dijuluki 'Begundal Karawang' oleh tentara Belanda.
Hal itu terlihat sejak penculikan Letkol Suroto. Pada 25 November 1946,
Letkol Suroto diculik rakyat pro-Hindia Belanda ketika sedang dalam perjalanan dinas.
Ditemukan bercak darah di mobilnya, namun baik jasad Letkol Suroto maupun pengawalnya tidak ditemukan.
Sejak kejadian itu, Kapten Lukas Kustaryo yang menjadi Komandan Kompi Karawang-Bekasi
pun menghimpun kekuatan para laskar pejuang dan terus 'memprovokasi' pasukan Belanda sebagai perlawanan.
Pernah ia mengendarai sendiri lokomotif kereta api dari arah Cipinang di Jembatan Bojong,
perbatasan Karawang-Bekasi. Kemudian, ditabrakkannya lokomotif
itu dengan kereta api penuh senjata dan amunisi milik Belanda yang datang dari arah berlawanan.
"Dari situlah awalnya BKR mendapatkan pasokan senjata dan amunisi," ujar Sutarman.
Selain itu, ia juga kerap mengenakan baju seragam tentara Belanda yang baru saja dibunuhnya.