Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Retak di tengah jalan, adalah masalah klasik yang kerap dijumpai pada kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Tak jarang pasangan Bupati, Wakil Bupati, Wali kota dan Wakil Wali kota jalan sendiri-sendiri memimpin satu daerah karena keburu diterjang keretakan.
Akibatnya, jalannya roda pemerintahan cenderung di dominasi oleh satu pihak saja. Entah kepala daerah maupun wakil kepala daerah.
Baca juga: Infrastruktur Likupang, Minahasa Utara, Siap Sambut Peserta Duathlon
Baca juga: Istri ZA Terduga Teroris Bongkar Kelakuan Suami di Rumah, N : Nyesek Hati Ini
Baca juga: Cerita Guru Berusia 50 Tahun Bertemu Gadis 14 Tahun yang Ingin Dinikahi
Di Provinsi Sulawesi Utara, ada sejumlah daerah yang kondisinya kepala daerah dan wakil kepala daerah tidak lagi sejalan.
Satu diantaranya Kabupaten Minahasa Utara (Minut), di era pemerintahan Bupati Vonny A Panambunan dan Wakil Bupati Jopie Lengkong.
Nah, perselisihan hingga berujung pada keretakan antara kepala daerah dan wakil kepala daerah disodorkan kepada duet Wali kota Bitung Ir Maurits Mantiri MM dan Wakil Wali kota Bitung Hengky Honandar SE.
Baca juga: Masih Ingat Teh Ninih? Bingung Aa Gym Cabut Gugat Cerai Usai Talak Tiga, Sudah Tinggalkan Pesantren
Baca juga: KLB Demokrat Kubu Moeldoko Ditolak Pemerintah, Ini Tanggapan Mantan Ketua DPC Demokrat Bolmut
Baca juga: Bertemu Dengan GM PLN Suluttenggo, Tatong Bara: Kotamobagu Butuh Pasokan Listrik Memadai
Menurut Maurits Mantiri dan Hengky Honanda menjamin tidak akan seperti itu. "Tanya aja pak Hengky," kata Maurits lalu disambung dengan jawaban. "Aman," kata Hengky.
Maurits Mantiri bilang, itu agak di jauh-jauhkan dalam kepemimpinan bersama Hengky Honandar pimpin kota Bitung dari 31 Maret 2021 hingga 31 Maret 2024.
Keduanya yakin akan tetap solid dan terus mempertahankan kemistri yang sudah mereka bangun, sejak masih duduk sebagai wakil ketua DPRD Kota Bitung periode 2014 -2019.
Waktu itu Maurits Mantiri Wakil ketua DPRD Bitung dari fraksi PDI Perjuangan dan Hengky Honandar dari fraksi Partai Demokrat.
Baca juga: Dua WNA Filipina di Talaud Diserahkan ke Imigrasi Tahuna
Baca juga: Wabup Boltim Oscar Manoppo Kunjungi Kantor KPKNL Manado
Baca juga: KLB Demokrat Kubu Moeldoko Ditolak Pemerintah, Ini Tanggapan Mantan Ketua DPC Demokrat Bolmut
'Romansa' Maurits Mantiri dan Hengky Honandar, sempat diperhadapkan dengan pencalonannya keduanya pada Pilkada pemilihan Wali kota dan Wakil Wali kota Bitung tahun 2015.
Hengky Honandar menjadi calon Wali kota Bitung, berpasangan dengan Fabian Kaloh diusul koalisi besar, PKPI dengan enam kursinya, Gerindra dan Demokrat empat kursi dan PKB dengan satu kursinya.
Sementara Maurits Mantiri menjadi calon wakil walikota dari calon wali kota Bitung Maximiliaan Jonas Lomban yang diusul partai Nasdem dan PDI Perjuangan.
Edisi pilkada tahun 2015 diikuti 6 paslon, dimenangkan oleh paslon nomor urut 1 Maximiliaan Jonas Lomban - Maurits Mantiri (MaMa) dengan meraih 38.683 suara atau 35,88 persen.
Baca juga: Kit Sang Rumah Kopi Legendaris di Tomohon, Sudah Ada Sejak Zaman Belanda
Baca juga: Masih Ingat Bambang Pamungkas? Ternyata Menikah Lagi dan Punya 2 Istri, Kini Kena Kasus Hukum
Baca juga: VIDEO Detik-detik Terduga Teroris Ditembak di Mabes Polri, Pelaku Sempat Melepas Tembakan
Disusul paslon Hengky Honandar - Fabian Kaloh (HHFK) dengan 29.224 atau 27,11 persen, di posisi ketiga paslon Aryanthi Baramuli Putri - Santy G Luntungan (ArSanti) meraih 25.231 suara atau 23,41 persen.
Kemudian berturut-turut tiga paslon perorangan, paslon nomor urut 4 Michael Remizaldy Jacobus - Paulus Ibrahi Kumentas meraih 7.608 suara atau 7,09 persen,
paslon nomor urut 5 Stefanus Bonifasius Pasuma - Mario Revelino Karundeng meraih 4.664 suara atau 4,41 persen dan di posisi kunci paslon nomor urut 6 Linna Utiarachman - Petrus Karel Singale meraih 2.348 atau 2,18 persen.
Optimisnya Maurits Mantiri dan Hengky Honandar sebagai pasangan Wali kota dan Wakil wali kota Bitung periode 2021-2024, tidak akan mengikuti jejak kepala daerah dan wakilnya 'cerai' di tengah jalan karena satu faktor utama.
"Ya, kami berdua kan dari satu partai (PDI Perjuangan), pasti akan aman-aman dalam menjalankan roda pemerintahan," sambung Hengky Honanadar.
Apalagi dari benang merah, yang ditarik dari pemerintahan pusat, provinsi sama-sama dipimpin kader PDI Perjuangan.
Sehingga, apa dilakukan pemerintah pusat dan provinsi Kota Bitung akan kecipratan.
Pihaknya jamin akan membantu memfasilitasi, mejacari pokok permasalahan dan solusinya seperti apa.
Selain itu, sinergitas antara pemerintah pusat provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sudah nenjadi harga pijakan bagi keduanya memimpin kota Bitung
Pemeritah RI dibawah pimpinan Presiden Jokowi dan wakil preide Ma'ruf Amin, Gebernur Sulut Olly Dondakambey dan Wakil Gebernur Stevan Kandouw, diusul dari partai PDI Perjuangan.
"Kami juga akan terus membangun sinergitas sebagai kewajiban kita, artinya jangan Walikota berasa Gubernur," sentilnya.
Maurits Mantiri dan Hengky Honandar berjanji akan tetap seperti pribadi sebelum menjadi walikota dan wakil wali kota Bitung.
"Hanya saat di lantik sedikit berubah, karena pakai pangkat di pakaian dinas upacara besar (PBUB)," tandasnya.
Muzakir Boven pemerhati pemerintahan dan politik Kota Bitung, melihat fenomena ini kerap dialami kepala daerah dan wakil kepala daerah karena faktor oknum-oknum yang sengaja membuat hubungan retak.
Boven juga meminta kepada oknum-oknum yang hendak coba-coba, menganggu kemesraan Maurits Mantiri dan Hengky Honandar untuk bertobat.
"Jangan, pakai cara-cara dan pola-pola kuno. Memecah belah hubungan pemerintahan antara Walikota dan wakil walikota Bitung dengan melempar isu atau informasi yang tidak benar alias hoax," kata Boven.
Ir Maurits Mantiri MM Wali kota Bitung dan Hengky Honandar SE Wakil walikota Bitung, dilantik dan diambil sumpah oleh Menter Dalam Negeri Tito Karnavian melalui Olly Dondokambey di ruang Mapalus kantor Gubernur Sulut, Rabu (31/3/2021).(crz)
YOUTUBE TRIBUN MANADO: