Sehingga mantan Pangkostrad itu mengaku tidak mengetahui jenis kegiatan yang disebut sebagai KLB oleh Jhoni Allen Marbun dan kawan-kawan tersebut.
Sekedar diketahui, Moeldoko, Marzuki Alie, Max Sopacua, dkk (dan kawan-kawan) terlibat dalam KLB.
"Tidak ada KLB. Sumut jangan diadikan ajang kegiatan-kegiatan yang tidak sah.
KLB itu ada mekanismenya. Dan gubernur yang punya wilayah harus diberikan informasi,
apalagi gubernur selaku kasatgas," kata Edy, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Medan, Selasa (9/3/2021).
"Tidak boleh ada kegiatan-kegaitan yang mengundang kerumunan. Saya tidak ada mengeluarkan izin," sambungnya.
Disinggung mengenai kemungkinan Satgas Covid-19 Sumut melaporkan kegiatan tersebut ke aparat kepolisian, Edy menyebutkan masih akan memperlajarinya terlebih dahulu.
"Nanti kita pelajari. Yang pastinya itu perbuatan tidak benar. Siapa pun dia. Gubernur selaku kasatgas menjalankan peraturan presiden, jadi tidak diperbolehkan. Apa lagi dia tidak izin," ucap Edy.
Diketahui, pada Jumat (5/3/2021) digelar KLB Partai Demokrat yang dimotori oleh Jhoni Allen Marbun di The Hills Hotel, Sibolangit.
Peserta dijanjikan uang Rp100 juta
Di sisi lain, salah satu peserta Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, memberikan keterangan yang mengejutkan.
Peserta KLB Partai Demokrat itu mengaku dijanjikan Rp100 juta untuk hadir dalam acara yang memutuskan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Dua peserta itu adalah Gerald Piter Runtuthomas, Wakil Ketua DPC Kota Kotamobagu dan Rahman Doltili, Mantan Ketua DPC Kabupaten Bolaangmongondow Utara.
Mereka dihadirkan oleh kubu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk memberikan testimoni.
Dikutip dari Tribunnews, dalam testimoninya, Gerald Piter mengungkapkan awal mula dirinya bisa mengikuti kongres tersebut.